Berbagi di Jejaring Sosial

Facebook, MySpace, LinkedIn, Friendster, Urban Chat dan Black Planet adalah hanya beberapa dari lebih dari 100 situs Web yang menghubungkan orang-orang di seluruh dunia yang sangat ingin berbagi pikiran dan perasaan mereka. Tapi
seperti dalam kehidupan nyata, ada hal-hal seperti berbagi terlalu banyak informasi (TBI). Studi yang sama oleh Pew Research menemukan bahwa 40 persen
dari pengguna telah membuka akses untuk profil mereka, sehingga siapapun untuk melihat informasi mereka. 60 persen lainnya membatasi akses ke teman-teman, keluarga dan kolega. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk menggunakan "tidak berbagi" didalam daftar anda.

1: Apapun Yang Tidak Ingin Anda Bagi, jaringan social adalah semua tentang berbagi, jadi sesuatu yang Anda anggap kerahasiaan dapat dengan mudah dibagi dan kemudian dibagi lagi, dan sebelum kau tahu itu, seseorang yang Anda bahkan tidak tahu memiliki akses ke sesuatu yang pribadi.

2: Petunjuk Kata Sandi, berpikirlah sebelum Anda memposting sesuatu yang bisa mengacu informasi ini.

3: Kata Sandimu, jagalah password Anda untuk diri sendiri, tidak peduli apapun, dan Anda tidak perlu khawatir tentang hal itu.

4: Informasi Keuangan Pribadi, jika Anda salah satu yang 40 persen yang membiarkan membuka akses ke profil Anda, lalu tiba-tiba pencuri identitas Anda tahu di mana bank dan di mana Anda memiliki sebagian besar investasi Anda.

5: Alamat Anda dan Nomer Telpon, jika Anda berbagi alamat dan nomor telepon pada situs jaringan sosial, Anda membuka diri untuk ancaman pencurian identitas
dan bahaya pribadi lainnya seperti pencurian. Jika Anda memposting bahwa Anda akan berlibur dan telah memposting alamat Anda, maka semua orang tahu Anda memiliki sebuah rumah dalam keadaan kosong.

6: Photos Keluarga Anda, jika Anda memposting fotofoto keluarga dan pasanganmu bahwa dengan informasi seperti, "suami saya sedang ke luar kota akhir pekan ini" atau "Johnny kecil cukup tua untuk tinggal di rumah sendiri sekarang," maka keselamatan anak-anak Anda bisa beresiko.

7: Informasi Perusahaan, berita yang bias menguntungkan ke salah satu kompetitor perusahaan Anda, maka itu bukanlah sesuatu yang harus anda bagi.

8: Situs Yang Terhubung, apa yang Anda posting dalam satu dunia yang tersedia untuk yang lain juga.

9: Rencana Sosial, kecuali Anda merencanakan pesta besar dan mengundang semua pengguna yg terhubung ke anda, itu hanya akan membuat teman-teman lain
merasa ditinggalkan.

10: Percakapan Pribadi, pribadi dan urusan pribadi tidak seharusnya boleh dibagi pada wall status anda. Ini berada di bawah etika dunia samar-samar jaringan
social

Read more


...WANITA...

Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?”
Tuhan menjawab:
“Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?"
“ 2 Tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan.
Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan… , dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini ” takjub.
Hanya dengan dua tangan?....impossible!“ Dan itu model standard?!
“Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk
menyempurnakannya“.
“Oh.. Tidak, SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit SAYA”.
“O yah… Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”.
Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanitaciptaan TUHAN itu.
Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?”
“Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.“
“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.
Tuhan menjawab:
“Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi."
Malaikat itu menyentuh dagunya....
“TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
“Itu bukan lelah atau rapuh....itu air mata”, koreksi TUHAN
“Untuk apa?”, tanya malaikat
TUHAN melanjutkan:
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegalauan,
cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”
“Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.
“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanitaciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!"
Ya mestii…!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Mampu berdiri melawan ketidakadilan.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya.
Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.
Cintanya tanpa syarat.
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:
Dia lupa betapa berharganya dia...

Read more


Arti Cinta Dalam Islam

Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

Read more


ketika...

alam pun tak rela...
ketika manusia berpesta hura-hura dan melalaikanNya...
ketika manusia tak lagi ingat padaNya...

alam pun tak rela...
ketika manusia semakin kehilangan akal sehatnya...
ketika kehinaan dan kemaksiatan menyelimuti tubuh mereka...

alam pun tak rela...
ketika manusia tak lagi mengerti dimana batas auratnya...
ketika manusia mulai menelanjangi diri-diri mereka...

alam pun tak rela...
ketika manusia tak lagi beribadah dan bersujud padaNya...
ketika manusia tak lagi beriman dan bertaqwa kepadaNya...

alam pun tak rela...
ketika tak lagi ada dzikir dalam ucapan manusia...
ketika tak lagi ada sosok Allah SWT dalam diri mereka...

alam pun tak rela...
ketika manusia tak menghiraukan bahwa Allah ada di mana-mana...
ketika manusia tak lagi menyembah padanya...

alam pun tak rela...
ketika manusia melupakan ajaran Rasulullah...
ketika manusia menyekutukan Allah...

alam pun tak rela...
ketika manusia tak menyebut namaNya dalam kehidupannya...
ketika manusia mulai melakukan kemaksiatan...

alam pun tak rela...
ketika manusia beraktivitas sebagai pornografi...
ketika manusia beraktivitas sebagai pornoaksi...

dan alam pun tak rela...
saat manusia merusak dan memporak-porandakan tanah ini...
saat manusia tak lagi memelihara keindahan dunia ini...

kemudian BUMI pun AKAN MARAH...
saat semua itu benar-benar terjadi...
dan BUMI akan di guncang dengan kekuatan yang maha dahsyat...
semata karena kekuasaan Allah SWT...
dan hanya kepadaNyalah kelak kita kan kembali...

Read more


Pernikahan Menuju Kebebasan

Kurang dari 3 minggu menjelang hari H-ku, sebuah film disuguhkan kepadaku di malam minggu kemarin. Sebatas Aku Mampu, judulnya. Berkisah tentang pasangan muda, Ayub dan Ros, yang membina rumah tangga dengan keunikan masing-masing. Ros adalah seorang sekretaris pada sebuah perusahaan baru, pekerja keras, rajin, dan pintar, membuatnya dapat memperoleh peningkatan karir dengan cukup cepat. Ayub, pegawai negeri dengan keinginan dan pola pikir yang amat sederhana, menjalani hari-harinya begitu damai dan santai dengan memancing bersama sahabatnya dan mengurus ayam sepulang ke rumah. Ketidakpahaman akan keunikan masing-masing belum terasa ketika pada awal cerita mereka masih mampu mengkompromikan banyak hal. Ros tidak pernah menyukai ayam-ayam peliharaan Ayub dan mengusulkan untuk memelihara anjing saja. "Anjing tidak bisa bertelor," jawab Ayub ketika itu. Namun berjalan waktu, karier Ros yang semakin menanjak rupanya menggelitik Ayub yang stagnan. "Kita tidak pernah lagi ngobrol Ros," ujar Ayub satu kali. "Abang yang terlalu sibuk dengan ayam-ayam Abang," balas Ros. Bagaimanapun, Ros tetap membutuhkan kegemaran Ayub memancing, sebab suami bosnya ternyata juga amat gemar memancing. Kesederhanaan dan filosofi memancing Ayub telah memikat hati suami sang bos.

Konflik muncul ketika keunikan masing-masing tidak dihargai dan dimaknai sebagai bagian hidup yang sewajarnya. Ros merasa suaminya tidak mau berkembang, Ayub merasa istrinya terlalu lugu sehingga mudah dimanfaatkan. Sebagaimana kisah-kisah happy ending, Ros akhirnya mengetahui bahwa sang bos rupanya ingin menjodohkan ia dengan anak lelakinya yang beberapa tahun belakangan kehilangan istrinya yang meninggal. Ayub sudah pernah mengingatkan hal ini, "Menurutmu tidak aneh, ada seorang sekretaris tiba-tiba diangkat menjadi manajer?" Ros yang merasa direndahkan kontan meledak, "Jadi menurut Abang aku tidak pantas mendapatkan jabatan itu?" Pertengkaran pun berlanjut namun berakhir dengan bahagia.

Romantis bagi sebagian orang, buatku kisah dalam film itu amat mencerahkan. Beberapa jam sebelumnya, terlintas dalam pikiranku bahwa pernikahan berarti kebebasan memilih. Ayub dan Ros yang begitu berbeda memilih untuk bersatu karena cinta yang mereka rasakan. Betapa tidak? Baik agama maupun budaya secara umum mengajarkan batasan-batasan di antara sesama saudara kandung sekalipun. Bahkan ayah dan ibu juga tetap harus memiliki 'jarak' dengan anaknya dalam hal-hal tertentu yang merupakan privasi mereka.

Bagaimana dengan pernikahan? Yang terjadi justru sebaliknya. Sepasang suami istri bebas berbagi apapun tanpa ada batasan sama sekali. Pada orang asing itulah seseorang membuka rahasianya yang paling dalam dan mengukir masa depan bersama. Sungguh sebuah kebebasan yang luar biasa. Manusia adalah khalifah, sang penentu arah perkembangan dunia, karenanya ia tidak boleh dibelenggu semata-mata oleh hubungan sedarah. Kesempurnaan seseorang akan muncul ketika ia menyempurnakan kehidupannya dengan kehadiran seorang pasangan hidup, karena itulah ia harus memilih sendiri sang pasangan sejati. Visi masa depan yang besar tentu harus dicapai dengan regenerasi yang baik karena terbatasnya usia, maka dari itulah seseorang diberi kekuasaan penuh untuk mencari bibit terbaik generasi penerus.

Hmm...jika aku sempat membayangkan pernikahan adalah kesenangan berdua, rupanya aku salah. Sebuah pernikahan adalah penopang kehidupan. Memilih pasangan, memilih arah rumah tangga, memilih apa yang akan dimakan, memilih akan menyekolahkan anak dimana, memilih mencari sumber penghidupan apa, adalah rentetan kebebasan berikutnya. Selayaknya sebuah kebebasan, hasil akhir tentu harus dipertanggung jawabkan. Inilah yang membuat hatiku bergetar.

Read more


semangat? yuuuuuuuuuukkkkkzzzzzzzzz........

langkah kaki ini takkan terhenti...
dalam alunan sebuah kehidupan...
dan tiada terhentikan dalam setiap hembusan nafas...
dan kita bukan sekedar menanti...

ada satu harapan yang tak pasti...
ada pula yang kan benar-benar terjadi...
tapi segalanya kan ada pertanggung jawabannya...
dan kita takkan terlepas dari itu semua...

ingatlah dalam setiap langkah kita...
apapun yang terjadi pada diri kita...
dan jangan sekali lagi kau menyesali apa yang telah terjadi...
biarkan berlalu seiring berjalannya waktu...

layaknya air yang selalu melaju kemanapun arahnya...
meski melalui celah-celah kecil...
namun tetap berusaha untuk melaluinya...
tiada henti hanya karena sebuah halangan...

dan smuanya kan pasi bisa untuk kau lalui...
percayalah pada diri...

dan...

AKU PASTI BISA...!!!

Read more


dalam langkah...

sebuah langkah dalam anugerah...
takkan luput dari setiap pandanganNya...
Ia kan selalu ada...
memperhatikan dan melihat kita...

jangan kau siakan masa...
dimana telah dijadikanNya Emas murni...
sebagai perumpama diri kita...
yakni masa remaja...

jadikan diri ini yang bersyukur kepadaNya...
dan tiada pernah lupa adaNya...
Allah lah yang Maha Esa...
yang Maha Kuasa...

Read more


NADA ISLAM

Nada Islam, berati melantunkan nada-nada Islam. Tim Nasyid ini berdiri pada bulan Desember 2008. sama seperti The Rompal Brothers, Hamas, ataupun FOSKI Voice, yaitu menggunakan iringan musik SMS alias Suara Mulut Saja, atau bisa juga dibilang Akapela.
Anggotanya saat ini dari siswa SMKN 3 Buduran angkatan 17, atau kelas 4 (saat ini). Pernah mengikuti lomba pertama kali di JMP Surabaya, yang di adakan oleh Tabloid Nurani, tapi belum mendapat gelar sebagai juara, buat kami lumayanlah dari 4 tim. Nada Islam no.3 saat itu, dan itupun sangat wajar, sebab personeil yang maju di lomba hanya 3 orang di tambah satu orang sebagai pengganti dari tim humas nasyid, menjadi 4 orang, hasilnya lumayan, hanya saja kelemahan kita pada performance.

Tapi, itu semua bukanlah jaminan menjadi ‘munsyid’(pelantun nasyid) sejati. Meskipun memiliki tehnik vokal yang Joss, sering tampil di mana-mana, dan menjuarai setiap lomba-lomba nasyid. Dalam seni nada lagu islami/nasyid, yang terpenting adalah cara kita menyampaikannya atau seni dakwahnya melalui lantunan lagu-lagu. Jadi bukan sekedar hiburan atau popularitas, melainkan nasyid adalah ajang untuk perbaikan atau introspeksi bagi para munsyid itu sendiri dan mendakwahkan ISLAM lewat NADA. Semakin banyak hiburan di tanah air kita semakin kita jauh dari Allah SWT.
Para munsyid hanyalah ikhwan biasa, yang membedakan hanyalah pernah naik panggung atau tidak. Menjadi pendakwah lewat nada tidaklah mudah. Benar-benar butuh perjuangan yang keras. Dan NADA ISLAM masih harus terus berusaha untuk mencapai semuanya (nilai dakwah, moral dan lain-lain), menyelam sambil minum air.
“Berhibur tiada salahnya, karena hiburan itu indah. Hanya pabila salah memilihnya, membuat kita jadi bersalah...” (Raihan)
Tim nasyid NADA ISLAM sebelum mengikuti lomba, juga pernah tampil pada sebuah acara disekolahan atau kemahasiswaan Sidoarjo, meskipun belum sepopuler “The Rompal Brothers” yang melaju hingga Nganjuk, Madura dan acara-acara nasional, insyaAllah Nada Islam bisa membangun prestasinya.

Read more


GIVES THANKS TO ALLAH

Namaku Jimmy. Aku lahir di Surabaya keturunan Tionghoa. Terlahir dalam keadaan kafir sejak lahir hingga aku berusia 16 tahun. Saat beranjak 17 tahun aku mulai mencari jati diriku. Aku bagitu bimbang dengan agama yang ku anut. Tak mengerti apa yang sedang aku rasakan. Saat ku tanyakan kepada seorang pastur di Gereja dimana tempat aku memuja kepercayaanku. Beliau menjawab, cobalah untuk berpindah agama, usiaku adalah usia emas, usia dimana aku mulai mencari diriku sendiri. Ya, aku merasa berhak untuk itu. Setelah semua agama aku pelajari, tak satupun agama yang ajarannya membuatku hilang dari kebimbangan. dan saat aku berpindah antara agama satu ke agama yang lain, kuceritakan masalah kebimbanganku dalam menjalani kehidupan. Semua menjawab dengan jawaban yang tak jauh berbeda, menyuruhku untuk masuk Islam. Sedangkan kedua orang tuaku tak menyetujui hal itu. Bilapun aku mempelajari Islam, mereka tak akan menganggapku lagi sebagai keluarga, dan mencoretku dari garis ahli warisnya. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku masih berumur 7 tahun. Dia masih belum tau apa-apa mengenai hal ini.
Mulai ku pelajari agama Islam secara diam-diam. Bahkan Ayah dan Ibuku pun tak tahu aku mulai mempelajarinya. Setiap hari kesekolah sendirian dalam perpustakaan. Banyak disitu buku-buku yang menjelek-jelekkan Islam. Dan aku mulai penasaran.
Hari demi hari ku lalui. Setiap buku-buku novel hingga pelajaran-pelajaran tentang setiap perilaku dalam Islam yang ku baca aku mulai sadar, kenapa semua pemimpin setiap agama menyarankanku masuk Islam. Ilmu dalam Islam begitu menyeluruh. Anehnya, mereka yan lebih tau, kenapa mereka masih menganut agamanya?
Surabaya, 25 September. Hari ulang tahunku. Hari dimana aku memulai umurku yang bertambah. Genap 18 tahun. Saat itu pukul 17.35 WIB. Aku berada di sebuah masjid klenteng bersama seorang guru, dan orang Islam menyebutnya Ustadz. Dihadapannya ku ceritakan pengalaman hidupku. Dia hanya tersenyum dengan kelembutan hatinya. Kudengar dan kulirik pula seorang yang kira-kira seumuran denganku, sedang membaca kitab sucinya, yakni Al-Qur’an. Begitu indah. Mungkin memang aku tak bisa mengartikan apa yang sedang dia baca, tapi aku merasa, bahwa didalam kata-katanya yang tersebut didalam Al-Qur’an tersimpan makna yang begitu mendalam.
Ku ucapkan “Asyhadu’alla ila ha illallah wa asy hadu’anna muhammadarrasulullah” di depan Ustadz Ali Mudzakkir. Beliau menyaksikan dua kalimat syahadatku. Kini aku memeluk agama Islam. Dan beliau mulai mengajariku membaca Al-Qur’an.
Dua bulan aku menyembunyikan jati diriku di hadapan orang tuaku. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya pada mereka.
Kulipat sajadahku sembari diriku sholat dhuhur.
“Jimmy...!!”, Ibuku membuka pintu kamarku perlahan, “waktunya mak... an...”, Ia terkejut melihatku melipat sejadah. “Apa yang telah kau lakukan?”
Aku bingung. Gagap. Panik. “i... ini....ini...”
“Kau sedang melakukan apa?”, ibuku mulai curiga. Ia melihat sekelilingku. Melihat ruangan tempat dimana aku melaksanakan sholat di setiap hariku.
“Tidak... aku tidak melakukan apa-apa...”, aku menjawab dengan panik seraya berpikir,’Ya Allah... Ampuni aku... Aku berbohong pada kedua orang tuaku...’
Di tariknya sajadah dari tanganku. “Pa-pa....!!!!”, teriak Ibuku memanggil Ayah.
Aku hanya bisa terdiam.
Ayah menuju kamarku. Ia melihat Ibu sedang menggenggam sajadahku. Dengan wajah seram, Ayah menggeledah seluruh isi kamarku.
Aku menepi ketakutan. Tubuhku gemetaran. Yang ada dalam fikiranku saat ini hanya berdzikir menyebut nama Allah. ‘Ya Allah... berikan hambamu ini kekuatan dan perlindungan...’, kulihat raut wajah Ayah benar-benar menggambarkan raut wajah yang membara, beliau benar-benar marah.
“APA INI????”, di pegangnya sebuah buku yang berukuran kecil. Itu adalah Mus’haf Al-Qur’anku. Kemudian Beliau membuka isi dari buku itu. “SEJAK KAPAN KAMU BELAJAR KITAB INI????”.
Aku tak mampu berkata. Kini aku benar-benar bingung. Apa yang harus aku katakan. Yang ku rasakan saat ini adalah ketakutan.
Tanganku di genggam dengan erat. Aku di seret menuju gudang. Tanganku diikat dengan kencang pada sebuah tiang kayu yang berukuran lumaan besar. Semuanya terasa gelap. Yang ada hanya sinar kecil dari celah genting atap yan terbuat dari kaca. Aku menggigit gigiku sendiri. Menggeram. Menahan sakit. Ayahku memukuliku dengan cambuk tua yang telah lama disimpan di gudang. “ALLAH... ALLAH... ALLAH...”, Kuteriakkan dengan menahan sakit.
“SEJAK KAPAN KAMU MASUK ISLAM?”, Beliau mencambukku dengan isak tangis yang mendalam. Antara tega dan tidak memukuliku. “SEJAK KAPAN ANAKKU MASUK ISLAM??? JAWAB ANAKKU...!!!!”, Beliau menangis.
Sedangkan aku tak menjawab. Aku masih bingung. Haruskah ku beri tahu mereka? Tapi...
“ANAKKU...!!! JAWAB!!!! SEJAK KAPAN KAU MASUK ISLAM??? BUKANKAH KAU TAHU APA AKIBATNYA BILA MEMBANTAH AYAH???!!!”, Ayah masih mencambukku sambil bercucuran air mata.
Saat inilah perjuanganku mempertahankan kepercayaanku, yang selama ini membuatku merasakan betapa bahagianya aku dengan Islam. Serasa damai. Aku teringan akan cerita Ustadz Ali. Beliau menceritakan tentang perjuangan para mujahid terdahulu mempertahankana Islam. Bilal, salah satunya. Ia adalah seorang budak dari orang yang kafir. Akan tetapi kemudian memeluk Islam dan disiksa mati-matian oleh orang-orang kafir, dimana ia didadanya terapat batu yang sangat besar menindihnya di bawah terik matahari yang begitu menyengat tubuhnya. Ia memperjuangkan agamanya hingga rela mati, sebab ia tahu bahwa berperang di jalan Allah SWT adalah jalan menuju Surga. Aku percaya akan hal itu. Aku harus bisa memperjuangkan Islam. Biar bagaimanapun caranya. Dan aku yakin Allah selalu bersamaku dan melindungiku.
“ANAKKU...!!!! KENAPA KAU HANYA DIAM??? JAWAB PERTANYAAN AYAHMU!!!! SEJAK KAPAN KAMU MASUK ISLAM???”, Ia masih bercucuran air mata dan tidak ada hentinya mencambuk punggungku hingga memerah dan berdarah.
Dan mungkin saat inilah aku harus mengucapkan kejujuranku padanya.
“JAWAB ANAKKU!!!”, Beliau masih menagis. Cambuknya terus dan terus mendarat di tubuhku yang mulai melemah. Aku tak bisa lagi menahan sakit, perih dan panasnya cambukan ayahku.
“Iya Ayahku... aku akan menjawab pertanyaan Ayah...”
Ayah menghentikan cambukannya. “sejak kapan kamu masuk Islam Anakku...???”, Dia bertanya pelan seraya menangis melihatku penuh dengan luka di tubuhku karenanya.
Sambil ku usap air mataku dan menahan betapa perihnya luka-luka yang memar di tubuhku, “se... jak... hari... ulang... tahunku...”, aku menutup dan mengerutkan mataku menahan sakit, “yang... ke... de... la...pan...belas... ke...marin...”. dengan gagap ku ucapkan perlahan seraya menahan sakitku. Aku menangis tak tertahankan. Betapa besarnya dosaku membohongi kedua orang tuaku. Aku benar-benar menyesal, seharusnya sejak awal aku jujur kepada mereka.
Ayahku terkejut. Beliau mulai mencambukku kembali. Semakin keras. Berkali-kali mencambukku. “KENAPA KAU MASUK ISLAM ANAKKU... KEMBALILAH BERSAMA KELUARGAMU... KEMBALILAH PADA AGAMAMU YANG DULU...!!!”, Ayah terus menerus mencambukku meskipun dengan menangis.
‘Duk... duk... duk...’, tederdengar dari pintu sedang di pukul-pukul oleh adikku. Seraya menangis, ia mengucapkan,”Ayah.... udah yah... kasihan kakak... dia kesakitan Yah... kasihan kakak...”
Ayahku tak kuasa menahan tangisnya. Beliau menghentikan cambukannya. Dihempaskannya kelantai cambuk dari tangannya. Dilihatnya darah tak henti bercucuran dari tubuhku. Ia berjalan keluar, membukakan pintu untuk adikku. Di peluknya tubuh kecilnya dengan erat seraya membisikkan di telinga kecil Anji, ‘maafkan ayah terhadap kakakmu...’, beliau masih menagis.
Anji kecil pun tak henti menangis. Ayah melepas pelukannya. Anji berlari menuju tempatku diikat. Tak tega melihat tubuhku penuh dengan luka. Ia melepaskan ikatan tali yang mengikat di tanganku. Dia memelik tubuhku. Kubalas pelukannya. Dengan lemas aku mencoba untuk berdiri.
Ibu masuk ke ruangan. Ia menarik tangan Anji kecil keluar gudang. Anji mencoba untuk tidak melepas genggamannya untukku. Ia masih kecil. Menangis.
Tubuhku lebam. Darah tak henti bercucuran. Mataku mulai terasa perih. Semuanya menjadi gelap. Aku tak berdaya dengan semua yang ku rasakan kini. Tubuh memerah. Darah. Lebam. Dan aku mulai tak saarkan diri. Semuanya menjadi gelap.

* * *

Perlahan ku coba membuka mataku. Entah berapa lama aku tertidur tak sadarkan diri. Berapa jam sholat yang tak ku kerjakan. Tubuhku terasa berat ku gerakkan. “Ya Allah... beriku kekuatan...”, kugerakkan tubuhku. Aku mencoba berdiri. Aku berjalan menuju kamarku.
“Baju-bajumu sudah kami kemasi!”, Ayah memandangku seakan aku bukan lagi anaknya, “pergi dan jangan kembali lagi selama kamu masih belum mengubah pemikiranmu untuk masuk Islam! Anggap kami tak pernah ada dalam kehidupanmu...”.
Aku hanya terdiam. Aku berjalan pelan menuju kamarku.
Kulepas pakaianku yang penuh dengan robekan dan bekas darah yang mengering. Ku lihat sejenak mus’haf Al-Qur’anku. Ku pegang dan ku cium. ‘Allah lindungilah aku...’.
Ku ambil air wudhu dari kamar mandi di kamarku. Ku basuh semua lukaku. Masih terasa perih. Sakit. Saat ini waktunya shalat dhuhur. Pintu ku biarkan terbuka. Toh biarpun mereka melihatku, tak mengapa. Mereka sudah tau aku masuk Islam. Aku seorang Muallaf.
Setelah shalat, aku berpamitan kepada kedua orang tuaku. Tapi tak di hiraukannya. Aku keluar rumah. Berat. “Aku tak akan melupakan ayah dan ibu, aku akan selalu merindukan ayah an ibu... Semoga Allah selalu menyertai kalian...”.
Mereka hanya diam.
Kulangkahkan kakiku menuju pintu depan.
Anji berlari menghampiriku dari dalam rumah.”Kakak...!!!”, teriaknya.
“Anji??...”, kuhentikan langkahku dan ku peluk erat tubuh kecil adikku, “ada apa adikku?”.
“ini untuk kakak...”, ia memberiku mainan dinosaurusnya, “janan lupakan kami ya kak?! kakak sehat ya...!!!”. ia tersenyum.
“ya... kakak ngga akan pernah melupakan adik”, kupeluk erat kembali tubuhnya, “kakak sayang sama adik”.
Tergambar raut wajah yang menyimpan kesedihan. Tapi ia berusaha menutupinya dengan senyuman yang di paksakan.
“Adik baik-baik di rumah ya...!!”
“Ya kak...”

* * *

Kulajukan mobilku dengan tanpa tujuan.
Berhari-hari aku mencari tempat untuk tinggal. Dan saat itu pulalah aku mulai memperdalam ilmuku mengenai ajaran Islam. Berguru pada imam-imam di masjid-masjid besar. Hingga suatu saat aku berhenti di pondok pesantren Al-Islam. Aku mengikuti pengajaran hanya selama 2 tahun. Setelah itu aku di tugaskan mencari tempat yang tak pernah disentuh dengan ajaran Islam di daerah terpencil. Daerah pelosok.
Masih banyak pelajaran yang harus aku dapatkan. Terus aku mencari. Di tanah Indonesia banyak tempat-tempat yang mengajarkan agama Islam. Tpi banyak pula yang belum mendapatkan pelajaran tentang Islam.
Seminggu aku mencari pedesaan yang terpencil. Daerah Kabupaten Kediri. Kecamatan Sumber Agung.
Di tengah-tengah hutan yang terpencil. Ku lewati sebuah kuburan kecil yang memang di buat untuk masyarakat kampung setempat. Aku berjalan kaki, sebab mobilku tak bisa melewati jalan setapak yang berukuran kecil. Hanya motor dan sepeda yan bisa melaluinya. Aku berjalan berharap ada motor yang mau memberiku tumpangan menuju perkampungan tersebut.
Jam tangan menunjukkan waktu shalat Maghrib. Akhirnya aku sampai di perkampungan tersebut. Tapi sepi. Bahkan tak ada suara adzan yang di lantunkan sebagai panggilan untuk menjalankan shalat.
Ku ketuk pintu di salah satu rumah. “Assalamu’alaikum...”, hingga tiga kali ku ucapkan salam. Akhirnya dibukalah pintu rumah seseorang tersebut.
“Wa’alaikum salam...”, jawabnya, seorang lelaki yang kira-kira berumur 40 tahun ke atas. “Sopo yo? Nggoleki sopo?”
“Mboten... namung bade tangled, ten mriki musholla ten pundi nggeh?”, sambil tersenyum aku menanyakan.
“oh... yo, sampean mlaku lurus teros.... nek wes ketemu pertelon, menggo’o ngiri titik, yo wes nak kono engko onok musholla...”.
“nggeh... matur nuwun mbah...”, aku sekalian berpamitan.
“Yo...”
Aku mulai berjalan menuju ke tempat tersebut.
Ku lihat tulisan Masjid Ar-Rahman paa sebuah papan nama tua yang sepertinya telah lama rusak tak terawat. Tek jauh kulihat pula sebuah taman dengan alang-alang yang tinggi. Di sana kumelihat sebuah bangunan yang berukuran lumayan besar. Itulah masjidnya. Penuh dengan tumbuhan rambat. Bangunan tua. Benalu-benalu pada setiap diningnya. Lumut di setiap sudut-sudut dinding. Bangunan ini benar-benar tak terawat. Penuh dengan tanaman rambat yang tak beraturan.
Ku bersihkan sedikit wilayah yang aku pakai untuk sholat.
Masjid ini benar-benar menyedihkan. Tak berpenghuni. Entah apa yang sedang terjadi di masjid ini. Benar-benar tak terawat. Kulangsungkan sholat maghribku dan ku sambung dengan isya’. Setelah itu, aku menuju rumah kepala desa. Kutanyakan mengapa masjid di sini tak terawat lagi. Tapi Ia bilang, semenjak wafatnya Ustadz Abu, sang ulama yang membangun masjid itu di kampung ini, masyarakat tidak mau melaksanakan ibadah lagi.
“Kenapa begitu pak?”, tanyaku penasaran.
“Ya... karena setelah wafatnya beliau, tak ada lagi yang mau mengajarkan agama lagi di kampung ini”, Pak Sardi menjelaskan, “sebab itulah masyarakat mulai malas melaksanakan ibadah, tidak ada lagi yang mau jadi imam dan guru ngaji di masjid itu”.
“Tapi, kenapa mereka tidak merawat masjid itu?”, aku semakin penasaran.
“Itulah masalahnya nak, disini mulai tidak mau merawat masjid itu karena percuma tidak ada ang mau lagi menjadi imam di masjid itu”.
“Mmmm... Kalau boleh tau, saat bapak dan masyarakat yang lain mencari Ustadz atau imam, apa alasannya kenapa mereka tidak mau menjadi Ustadz dan imam di sini?”
“Kebanyakan alasannya itu, karena disini adalah tempat terpencil. Jauh dari fasilitas apapun...”, wajahnya begitu resah melihat keadaan masyarakatnya yang semakin jauh dari Agama.
Aku terdiam sejenak. Raut wajahnya juga membut aku ikut dalam keresahannya. Benar-benar memilukan. Pantas saja kampung ini begitu sepi.
“Mmmm... begini pak, apa boleh saya menempati masjid itu?”, ku coba untuk meminta izin dengan gemetar.
“Oh... boleh... Saya malah senang kalau ada yang menempati masjid itu”, Ia terdiam sejenak, “tapi masalahnya...”
“Kenapa pak?”.
“Tempatnya kan kotor, apa kamu sanggup membersihkannya?”.
“Ohhh.... Kalau itu bukan masalah pak”.
Pak Sardi tersenyum.
Tiiiiit...tiiiiit.... tiiiiiiit....
Suara HandPhoneku bunyi. “maaf pak, saya angkat telfon dulu...”, ku pasang wajah senangku, “ya halo?”
“Kakak?”, suara mungil yang tidak asing bagiku.
“Adek?”, aku terkejut.
“Iya kak, ini adek...”
“Beneran ini adek?”
“Iya kak...”
“Adek kok berani telfon kakak?”
“Ya, Ayah sama Ibu lagi keluar... Adek di rumah sendirian, kesepian kak.”
“Mmmm... Adek gimana kabar?”
“Baik kak...”
“Adek sebentar ya?”
Aku berpamitan kepada bapak kepala desa. “makasih ya pak, permisi, Assalamu’alaikum...”, aku tersenyum.
“Ya dek... sama-sama... Wa’alaikumsalam...”, beliau membalasku dengan senyuman pula.
Aku keluar dari rumahnya sambil mengankat telfonku.
Ku ceritakan semua pengalamanku selama aku keluar dari rumah. Semuanya. Yang kufikirkan saat aku keluar dari rumah hanyalah keselamatan keluarga, yakni, Ayah, Ibu, dan Adikku. Aku takut jika mereka tidak di selamatkan oleh pertolongan Allah. Sebab mata mereka tertutup akan keyakinan yang bohong. Kenyataan yang begitu pahit. Hanya kedustaan yang dan kebohongan yang terlukis di setiap kehidupan. Memilukan. Aku benar-benar takut akan neraka yang menjadi tempat kembali. Memang sih, semua agama menyatakan bahwa dengan keyakinan mereka, mereka akan selamat dari siksa neraka. Tapi tidak di jelaskan kesalahan apa saja yang dapat menjerumuskan mereka dalam neraka. Islam tidak. Islam menjelaskan keseluruhan dalam menjalankan kehidupan di dunia. Pemikirannya bukan hanya mengenai dunia, tapi hingga akhirat pun di jelaskan dalam kitab sucinya pun diceritakan semuanya. Bukan bohongan. Kitab yang mulai dari zaman nabi Muhammad saw. hingga kini tak pernah berubah, sebab kitab Al-Qur’an ini memang benar-benar diturunkan oleh Allah SWT kepada umatnya. Sedangkan kitab yang pernah ku pelajari sebelum aku masuk Islam, hanya buatan manusia. Setiap tahunnya direvisi atau untuk di daur ulang dan di perbarui. Kuceritakan semuanya kepada adikku. Dan tak lupa ku beri alamat dimana aku tinggal saat ini.
“Mmmm... O iya, kak aku punya Hpe sekarang, jadi kalau mau tanya kabar ayah sama ibu, telfon langsung saja ke nomorku...”
“O ya? Berapa nomornya?”

* * *

Ku bersihkan seluruh isi masjid, perlahan, hingga dua hari ku bersihkan seluruhnya. Ternyata ada beberapa orang masyarakat di kampung tidak secuek yang pernah ku fikirkan. Mereka mau membantuku.
Waktu itu dhuhur. Kulantunkan adzan sekeras mungkin.
Masyarakat sebagian senang akan adanya pengurus kembali di Masjid, di sisi lain ada yang terkejut.
Meskipun begitu, ma’mum yang datang hanya lima orang. Mungkin mereka masih terbuasa an senang dengan kebiasaannya yang telah lama tidak menjalankan ibadah. Aku dan jema’ah yang lain mencoba untuk sabar.
Setelah kita leksanakan shalat, kita mengadakan tadarus Al-Qur’an.
Dua bulan berlalu, jema’ah hanya bertambah tiga orang. Kini hanya menjadi delapan. Setelah rapat sebentar, akhirnya terfikirkan dalam benak Udin, pemuda yang getol dalam belajar agama, “gimana kalau kita buat dari perkumpulan ini menjadi Remas?”.
“Maksud kamu apa Din?”, yanya Angga salah seorang pemuda dari tiga pemuda.
“Ya kita buat Remas, Remaja Masjid...”
“Wah boleh itu... “, sahut pak Sardi sang kepala desa.
Akhirnya dari delapan orang kita membuat organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, yakni, Remas atau remaja masjid. Kita berencana mengadakan pengajian akbar, untuk kampung dan beradiah. Di jamin gratis.
Mungkin memang langkah awal, untuk menarik perhatian masyarakat. Kita gunakan hadiah untuk menarik perhatian mereka. Ku kabari Ponpes Al-Islam, tempat dimana aku belajar agama. Mereka bersedia membantu, asal untuk dakwah Islam, apa salahnya?
Alhamdulillah, sangat memuaskan meskipin tubuh benar-benar lelah. Begitu indah bila segalanya berjalan dengan lancar.
Beberapa bulan kemudian, jema’ah semakin bertambah. Dan para pemuda pun semakin banyak yang ikut serta dalam organisasi Remas Ar-Rahman. Berbagai macam kesenian Islam di ajarkan di sana. Dan mendapat pengajian intensif yang bertujuan betapa pentingnya ajaran Agama Islam dalam kehidupan mereka. Meskipun di tinggal sang Ustadz selamanya, mereka dilatih agar tidak berhenti dalam memperjuangkan Agamanya. Bahkan pembangunan jalan pintas dari jalan raya menuju pedesaan pun kini telah di perbaiki dan di perlebar, sehingga mobil bisa masuk. Semenjak berjalannya kembali Remas, banyak pembangunan-pembangunan yang di perbarui.
Satu bulan berlalu. Udin menemukan ruang rahasia di dalam kamarku di masjid. Dia menanyakan padaku kamar apa ini? Aku pun baru tau kalau ada kamar rahasia di kamarku. Seluruh anak Remas menyelidiki. Setelah membongkar-bongkar ruang rahasia tersebut, akhirnya kami menyimpulkan bahwa tempat itu adalah tempat dimana Ustadz Abu merenung dan ber do’a. Di situ ditemukan selembar surat yang tulisannya menggunakan huruf arab pego:
“engkau tunggu hingga pertengahan malam. Dimana saat kau melaksanakan tahajjut. Aku tak akan membiarkanmu menjaga mereka alam agama keyakinanmu. Dan aku tak mempercayaimu dan aku tidak mempercayai agama apapun. Semua agama hanyalah kepalsuan. Kebohongan. Semua agama adalah hal yang munafik dan dusta.”.
Isi surat yang singkat ini membuat kami semua bergetar.
Kutanyakan kepada Pak Sardi, bagaimana keadaan Ustadz Abu saat meninggal. Tapi mereka menjawab, penyebabnya tidak di ketahui. Saat meninggal, matanya memutih, tubuhnya kaku, tak dapat di gerakkan.
Kemudian Anton menemukan gelas plastik yang meleleh di dapur masjid.
Semuanya membuktikan bahwa Ustadz Abu meninggal karena dibunuh dengan menggunakan racun yang benar-benar mematikan hingga melelehkan gelas plastik.
Keresahan kembali pada diri-diri kita semua. Setelah sekian lama, tapi mengapa baru terungkap sekarang? Ini membuktikan pula bahwa ada orang yang tidak suka dengan penyebaran agama Islam dan agama yang lain.

* * *

Tok... tok... tok...
Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah Pak Sardi. Kami berkumpul untuk membicarakan masalah pembunuhan atas Ustadz Abu.
“Assalamu’alaikum...”, terdengar suara halus lembut dari luar.
“Wa’alaikumsalam...”, jawab bu sardi, “Sebentar...”
“Wa’alaikumsalam...”, kami ikut serta alam menjawab salam orang dari luar.
Di bukanya pintu oleh Bu Sardi, “Ehhh... anak manis sudah pulang...”
Seorang wanita dengan gaun yang benar-benar mencerminkan bahwa dia seorang Muslimah. Senyumannya terlantun dari bibirnya. Wajahnya begitu bersinar. Bercahaya. Subhanallah... Ciptaan Allah yang benar-benmar sempurna.
“Bapak... Nining pulang...”, teriak Bu Sardi kegirangan melihat putri semata wayangnya pulang dari Malang untuk menjalankan pendidikan kuliah.
Keluarga yang bahagia. Aku jadi merindukan ayah, ibu dan adikku. Begitu senangnya saat aku pulang disambut gembira oleh seluruh keluarga. Aku dan teman-teman yang lain hanya diam melihat kebahagiaan mereka.
“Wonten nopo niki buk? Kok rameh ngeten?”, tanya Nining sambil tersenyum senang.
“Iki... ono rapat arek-arek Remas”, Busardi begitu senang.
“Oalah... sak niki pun wonten Remase?”, Ia kebingungan, “terakhir kulo ten mriki kan dereng wonten seng purun ngajar ngaji ten mriki maleh?”.
“Iyo... iku biyen... tapi sajake enek Mas Jimmy...”, Bu Sardi menunjuk ke arahku, “... kabeh akhire gelem ngurusi masjid maneh...”
Ia tersenyum kepadaku.
Ku sambut pula senyumannya. Subhanallah... Sungguh agung kuasamu. Beriku kekuatan untuk menjaga martabatku ini. Dalam hati ku fikirkan.
Hingga akhirna kita melanjutkan membahas masalah kematian Ustadz Abu. Jadi benar ini memang adalah suatu siasat pembunuhan. Tapi siapa?

* * *

Beberapa hari kemudian.
“Mas... Mbak.. ini ada makanan... silahkan...”, Nining memberikan beberapa jenis makanan saat rapat berlangsung.
“Oo... iya... makasih ya... Jazakallahukhoiran...”
“Amin...”.
Ku lihat keluar ruang pertemuan, ada seorang yang tua, ia sedang memperhatikan setiap perilaku kita. Mulai pertama kali kita membuat Organisasi Remas, aku sering melihat orang itu selalu memperhatikan dengan wajah seram.
Saat ku tanakan kepada Jefry siapa orang itu sebenarnya, ia menjelaskan semua tentang orang itu. Dulu adalah seorang penjaga Masjid sekaligus pembantu setianya Ustadz Abu. Tapi entah kenapa saat pemakaman Ustadz Abu pun, ia sama sekali tak terlihat. Mungkin karena terlalu sedih hingga tak sanggup menyaksikan pemakaman. Aku mulai ingin mencari tau. Apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Tak lama kemudian. Pak Sardi mengajak orang itu ikut dalam kepengurusan Remas. Ia sebagai pengawas.
Semakin mudah untuk aku menyelidiki orang itu. Bukannya su’udhon, tapi aku merasakansuatu yang mengganjal. Tapi bukan hanya aku saja yang punya prasangka seperti itu. Yang lainnya pun demikian. Sebab itulah Pak Sardi mengajak orang itu masuk dalam kepengawasan Remas. Namanya Pak Darsono. Kecurigaan ini bukan karena tak beralasan.
Akhirnya kita mulai rencana penyelidikan kepada Pak Darsono. Setiap hari selalu kami menyinggung masalah kematian Ustadz Abu. Dan Ia selalu hanya memilih untuk terdiam.

* * *

“Halo... kakak...!!!”, terdengar dari sebrang telpon.
“Ya.. adik.. ada apa?”, tanyaku tersenyum lebar.
“Adik kangen...”
“Ya sama... gimana keadaan Ayah sama Ibu?”
“Baik... “
“Kamu lagi dimana?”
“Lagi dijalan kak...”
“Pantesan suaranya ramai banget”.
“Iya... Kak...”
“Ya??”
“KAKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKK.........AAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHH...........!!!!!!!!”
“Adek... Adek ngga apa-apa kan????”, Aku mulai panik.
Terdengar dari sebrang telponku suara tabrakan. Apa yang sedang terjadi pada adikku? Ya Allah lindungilah dia... . Pikirku. Tiba-tiba terputus...
Entah apa yang sedang terjadi. Berhari-hari aku memikirkan. Aku terduduk sendiri didepan pintu masuk masjid.
“Assalamu’alaikum...”, Suara lembut menyapaku.
“Wa’alaikumsalam...”, Jawabku, ku toleh ke arah suara itu, “Astaghfirullah...”.
“...”, Ia terkejut pula, “Afwan Ya Akhi...?”
“La... ngga apa kok....”, aku gugup, “Jarak... hehehe...”.
“Ya.. Ana tau”, Ia duduk dua meter di sebelah kananku, “Afwan... Kenapa Antum sendirian disini?”
“Ana sedang memikirkan Adikku...”.
“Pasti ngga cuma itu saja kan?”
Aku hanya tersenyum.
“Afwan, bukannya ana ikut campur, tapi masalah dihadapi jangan hanya cuma dengan terdiam saja, tapi dengan aplikasi yang pasti. Dengan perbuatan yang tepat, perlahan, sabar”.
Aku terdiam.
“...”, Ia menatapku sejenak, “Afwan kalau ngganggu...”, Ia memalingkan wajah. Ia beranjak menjauh.
“Ukhti...”, panggilku, “Jazakallahukhoiron...”.
Ia kembali menatapku dengan tersenyum, “Amin...”.

* * *

Keesokan harinya.
Sebuah mobil menuju ke masjid Ar-Rahman. Berhenti. Kedua pintu depan terbuka. Di pintu sebelah kanan, seorang lelaki tua ang tubuhnya masih sehat, dan di pintu sebelah kiri, seorang wanita dengan mengenakan jilbab putih dan bersih, auratnya benar-benar tertutup. Wajah yang tidak asing. Sepertinya aku mengenal mereka. Mereka bertanya kepada Udin, menanyakan tentang aku. Aku keluar masjid untuk memastikan siapa yang datang ke masjid saat ini. Subhanallah...
Mereka menangis melihatku.
Aku pun terkejut. Ayah dan Ibu. Ku hampiri mereka. Ku peluk tubuh mereka. Ku teriakkan takbirku kepada Allah SWT. Rasa syukur yang tak bisa dibalas hanya dengan kata-kata. Mereka menjadi Mu’allaf sepertiku. Mereka menceritakan semua mengenai Adikku dan cerita tragisnya. Aku menangis tak tertahankan. Air mata ini tak bisa terhenti keluar dari mataku. Begitu sakit, sedih mendengar semuanya. Semoga Allah selalu melindungi adikku yang kecil. Semoga selalu ada di sisiNya dan dalam perlindunganNya. Aku tak lagi bisa menahan betapa sedihnya kehilangan seorang adik yang benar-benar di sayangi. Ayah dan Ibuku meminta maaf kepadaku. Tapi sesungguhnya meminta maaf bukan padaku, seharusnya meminta maaf dan ampunan hanyalah kepada Allah SWT. Dan mereka sadar bahwa Islam adalah Agama yang pengasih dan penyayang.
Beberapa hari itu aku hanya bisa diam, tak bergairah, murung. Aku menyesal, kenapa saat adikku meninggal, aku tak datang dalam acara pemakamannya. Aku bingung, bimbang. Tapi aku selalu mencoba untuk mengikhlaskan kepergiannya. Hidup hanya sekali. Bila hanya dipakai untuk merenung saja, maka hidup tak akan berarti. Dan aku sadar, setiap orang pasti akan meninggal dan tidak tau kapan Allah akan mencabut nyawa kita. Sebab itulah kita harus berbekal ilmu Agama yang mendalam. Dan Islamlah satu-satunya Agama yang selalu mendapat keridhoan dari Allah SWT. Ayah dan Ibuku pun kini sadar. Mereka telah meyakini Islam sebagai Agama penyelamat bagi mereka. Ya, Agama dari Allah kepada Nabi Muhammad untuk Umat Manusia di seluruh dunia. Jalan yang terang. Allah menciptakan manusia bukan sebagai penghancur dunia, tapi sebagai penjaga dan di serukan untuk selalu menyembah kepadaNya an menjauhi setiap laranganNya. Allah selalu membuka lebar pintu taubat selama belum di hadirkanNya hari kiamat atau hari dimana seluruh jagat raya ini di hancurkan oleh Allah SWT. Sesungguhnya Allah Maha pengampun dan Maha penyayang. Kita sadari bahwa kita semua kelak akan kempbali kepada Allah. Bayi, Anak-anak, Remaja, Dewasa hingga Tua, kita takkan pernah tau kapan kita akan meninggal. Sebab itulah perlu persiapan diri sebagai uang saku dalam menjalankan setiap amal ibadah yang kita jalani atau malah kita tak pernah sekalipun beramal sholeh. Dan nerakalah tempat kembali yang tepat bagi mereka yang berdusta kepada Allah.

* * *

Setahun berlalu.
Pak Darsono dinyatakan tidak bersalah. Memang dialah yang memberikan minuman terakhir kepada Ustadz Abu, tapi bahkan dia tidak tau bahwa minuman itu telah di beri racun oleh salah seorang ta’mir masjid yang bernama Juki. Dia memang orang yang aneh di setiap tingkah lakunya dalam kesehariannya. Tapi Juki meninggal setelah seminggu kematian Ustadz Abu. Juki meninggal dalam tidurnya dengan tubuh yang tiba-tiba membusuk penuh dengan luka-luka bakar di tubuhnya. Entah kenapa ia tiba-tiba terkena penyakit yang aneh itu dan kemudian dapat membunuhnya. Saat di selidiki kembali di rumah Juki yang kotor dan tak berpenghuni juga jauh dari rumah-rumah tetangga, di temukan buku-buku tulis yang model tulisannya sama persis dengan tulisan pada surat ancaman yang di temukan beberapa bulan yang lalu di kamar rahasia di dalam masjid. Mungkin itu adalah adzab dari Allah. Dan itu pulalah yang menjadi pelajaran bagi kita karena ingkar kepada Allah.
Dan alasan mengapa saat pemakaman Ustadz Abu, Pak Darsono tidak hadir karena Dia memang benar-benar tidak sanggup melihat seorang yang di hormatinya meninggal dengan tidak wajar apa penyebabnya. Ustadz Abu adalah orang yang punya peranan penting di kampung setempat. Dan pembangunan Masjid dan perluasannya pun di galakkan dengan mendapatkan dana pembangunan dari Dinas Pembangunan Kediri dan sumbangan dari Ayahku.
Rasa syukur yang takkan pernah bisa terhenti untuk dan kepada Allah SWT. Dengan kasih sayangNya kepada umatnya, memberikan berjuta anugerah yang terindah dalam setiap kenikmatan yang tak dapat di kembalikan hanya dengan membalikkan tangan. Dan...
TERIMAKASIH ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA....


-Iskandar-

Read more


Kebuntuan Evolusi Molekuler

Pada bagian sebelumnya, telah digambarkan bagaimana catatan fosil menggugurkan teori evolusi. Sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan, karena teori evolusi telah runtuh jauh sebelum orang sampai pada klaim "evolusi spesies" dan bukti-bukti fosil. Yang membuat teori evolusi sejak awal kehilangan arti adalah pertanyaan bagaimana kehidupan pertama kali muncul di muka bumi.

Ketika menjawab pertanyaan ini, teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan berawal dari sebuah sel yang terbentuk secara kebetulan. Berdasarkan skenario ini, empat miliar tahun lalu, dalam atmosfir bumi purba berbagai senyawa tidak hidup bereaksi, di bawah petir dan tekanan menghasilkan sel hidup pertama.

Hal pertama yang harus diingat, pernyataan bahwa senyawa-senyawa anorganik dapat bergabung membentuk kehidupan sama sekali tidak ilmiah dan tidak dikuatkan dengan eksperimen atau observasi. Kehidupan hanya muncul dari kehidupan. Setiap sel hidup terbentuk melalui replikasi sel hidup lainnya. Tak seorang pun di dunia pernah berhasil membentuk sel hidup dengan mencampurkan materi-materi anorganik, bahkan di laboratorium yang paling canggih sekalipun.

Teori evolusi menyatakan bahwa sel-sel makhluk hidup yang tidak dapat diproduksi sekalipun dengan mengerahkan seluruh kecerdasan, pengetahuan, dan teknologi manusia berhasil terbentuk secara kebetulan dalam kondisi bumi purba. Pada halaman-halaman selanjutnya, kita akan melihat bahwa pernyataan ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan dan nalar.

Dongeng tentang "Sel yang Terbentuk Secara Kebetulan"

Jika seseorang yakin bahwa sel hidup dapat terbentuk secara kebetulan, maka tidak ada yang dapat menghalanginya mempercayai dongeng seperti di bawah ini. Dongeng mengenai sebuah kota kecil:

Pada suatu hari, segumpal tanah liat yang terjepit di antara bebatuan daerah tandus menjadi basah karena hujan. Saat matahari terbit, tanah liat basah ini mengering dan mengeras menjadi sebuah bentuk yang kokoh. Bebatuan yang berperan sebagai cetakan, karena suatu hal kemudian hancur berkeping-keping, dan muncullah batu bata berbentuk rapi, bagus, dan kuat. Selama bertahun-tahun, batu bata ini menunggu batu bata serupa terbentuk dalam kondisi alam yang sama. Peristiwa ini berlangsung terus hingga terbentuk ratusan bahkan ribuan batu bata serupa di tempat itu. Dan secara kebetulan, tidak ada satu pun dari batu bata yang lebih dulu terbentuk menjadi rusak. Meskipun terkena badai, hujan, angin, terik matahari, dan dingin membekukan, batu-batu bata tersebut tidak retak, remuk, atau terseret menjauh. Di tempat yang sama dan dengan tekad yang sama, mereka menunggu batu bata lain terbentuk.

Ketika jumlah batu bata mencukupi, batu-batu bata ini membentuk sebuah bangunan dengan menyusun diri ke samping dan saling bertumpuk akibat secara acak digerakkan oleh kondisi alam seperti angin, badai dan tornado. Sementara itu, bahan-bahan seperti semen atau campuran pasir terbentuk dalam "kondisi alamiah" pada saat yang tepat dan merayap di antara batu-batu bata untuk merekatkan mereka. Pada saat yang bersamaan, bijih besi di dalam bumi terbentuk dalam "kondisi alamiah" dan bersama batu-batu bata membangun pondasi gedung. Pada akhir proses, sebuah bangunan berdiri lengkap dengan semua bahan, kusen-kusen serta instalasi kabel listrik.

FOKUS: Pengakuan Evolusionis

Alexander Oparin: "Asal-usul sel masih menjadi teka-teki."

Tantangan untuk menjelaskan asal usul kehidupan merupakan sumber krisis terbesar yang dihadapi teori evolusi. Alasannya, molekul-molekul organik sangat kompleks dan pembentukannya tidak mungkin dapat diterangkan sebagai suatu kebetulan. Selain itu, telah terbukti bahwa sel organik mustahil terbentuk secara kebetulan.

Evolusionis dihadapkan pada pertanyaan tentang asal usul kehidupan pada perempat kedua abad ke-20. Pakar terkemuka teori evolusi molekuler, evolusionis Rusia, Alexander I. Oparin, menuliskan dalam bukunya "The Origin of Life" yang terbit pada tahun 1936:

Sayangnya, asal usul sel masih menjadi pertanyaan, yang merupakan titik tergelap dari teori evolusi yang utuh.1


Jeffrey Bada: "Kemunculan kehidupan di bumi adalah masalah terbesar yang belum terpecahkan."

Sejak Oparin, banyak evolusionis telah melakukan penelitian dan pengamatan untuk membuktikan bahwa sebuah sel dapat terbentuk secara ke-betulan. Akan tetapi, setiap upaya hanya memperjelas desain sel yang kompleks sehingga semakin menggugurkan hipotesis mereka. Profesor Klaus Dose, kepala Institut Biokimia di Universitas Johannes Gutenberg, menyatakan:

Percobaan tentang asal usul kehidupan di bidang kimia dan evolusi molekuler selama lebih dari 30 tahun, menghasilkan persepsi yang lebih baik tentang kompleksitas asal usul kehidupan di bumi ini, dan bukannya memberikan jawaban yang mereka harapkan. Saat ini, semua diskusi mengenai teori-teori dasar dan penelitian di bidang ini berakhir dengan kebuntuan atau pengakuan atas ketidaktahuan. 2

Jeffrey Bada dari Institut San Diego Scripps memperjelas ketidakberdayaan evolusionis terhadap kebuntuan ini :

Kini, saat meninggalkan abad ke-20, kita masih menghadapi masalah terbesar yang belum terpecahkan sejak awal abad ke-20: Bagaimana kehidupan muncul di muka bumi? 3


1 Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover Publications, 1953 (Reprint), p.196.
2 Klaus Dose, "The Origin of Life: More Questions Than Answers", Interdisciplinary Science Reviews, Vol 13, No. 4, 1988, p. 348
3 Jeffrey Bada, Earth, February 1998, p. 40

Tentunya sebuah bangunan tidak hanya terdiri dari pondasi, batu bata dan semen. Lalu bagaimana bahan-bahan lainnya diperoleh? Jawabannya sederhana: semua jenis bahan yang dibutuhkan untuk mendirikan bangunan itu terkandung dalam bumi di bawahnya. Silikon untuk kaca, tembaga untuk kabel listrik, besi untuk kolom, tiang, pipa air dan lainnya, telah tersedia melimpah di dalam bumi. Hanya diperlukan kepiawaian dari "kondisi alamiah" untuk membentuk dan menempatkan bahan-bahan ini dalam bangunan. Seluruh instalasi kabel, kusen dan aksesori diletakkan di antara batu-batu bata dengan bantuan hembusan angin, hujan dan gempa bumi. Segalanya berjalan begitu lancar sehingga batu-batu bata tersusun dengan menyediakan tempat untuk jendela, seolah-olah mereka tahu bahwa sesuatu yang disebut kaca akan terbentuk kemudian oleh kondisi alamiah. Selain itu, mereka juga tidak lupa menyediakan tempat untuk instalasi air, listrik dan sistem pemanas, yang juga akan terbentuk secara ke-betulan. Semuanya berjalan sangat baik sehingga "kebetulan" dan "kondisi alamiah" menghasilkan suatu wujud desain yang sempurna.

Jika selama ini Anda berhasil mempertahankan kepercayaan pada cerita itu, maka Anda tidak akan menemui kesulitan untuk menduga bagaimana bangunan lain, pabrik, jalan raya, trotoar, sarana penunjang, sistem komunikasi dan transportasi muncul. Jika Anda memiliki pengetahuan teknis dan ahli dalam bidang ini, Anda bahkan dapat menulis beberapa jilid buku yang sangat "ilmiah" untuk menyatakan teori Anda tentang "proses evolusi sistem pembuangan limbah dan kemiripannya dengan struktur yang kita temui sekarang". Anda mungkin akan dianugerahi penghargaan akademis atas kajian cemerlang Anda. Anda pun boleh menganggap diri Anda sebagai seorang jenius yang memberikan pencerahan bagi kemanusiaan.

Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan. Pernyataan yang sama mustahilnya dengan cerita di atas. Sebuah sel tidak kurang kompleksnya dari kota manapun yang memiliki seluruh sistem operasional, sistem komunikasi, transportasi dan manajemennya.

Keajaiban dalam Sel dan Akhir Teori Evolusi

Di masa Darwin, struktur kompleks sel hidup belum diketahui. Saat itu, anggapan bahwa "kebetulan dan kondisi alamiah" dapat menghasilkan kehidupan dirasa cukup meyakinkan oleh evolusionis.

Teknologi abad ke-20 telah menguak partikel terkecil kehidupan dan mengungkapkan bahwa sel merupakan sistem paling kompleks yang pernah ditemui manusia. Sekarang kita tahu bahwa sel memiliki stasiun pembangkit energi, pabrik-pabrik pembuat enzim dan hormon-hormon yang penting bagi kehidupan. Sel juga memiliki bank data yang mencatat semua informasi penting tentang seluruh produk yang harus dihasilkan, sistem transportasi yang kompleks dan pipa-pipa penyalur bahan mentah dan bahan jadi dari satu tempat ke tempat lain. Di dalam sel terdapat pula laboratorium dan tempat penyulingan canggih untuk menghancurkan bahan mentah dari luar menjadi bahan-bahan berguna, dan protein membran sel khusus untuk mengontrol keluar-masuknya materi. Dan semua ini hanya sebagian kecil dari sistem yang sangat kompleks tersebut.

W. H. Thorpe, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui bahwa "jenis sel yang paling sederhana terdiri atas 'mekanisme' yang jauh lebih kompleks dari mesin manapun yang mungkin baru terpikirkan dan belum lagi dibuat manusia."

Kompleksitas Sel

Sel adalah suatu sistem dengan desain paling rumit dan paling indah yang pernah disaksikan manusia. Michael Denton, seorang profesor biologi, dalam bukunya yang berjudul Evolution: Theory in Crisis, menggambarkan kompleksitas sel dengan sebuah contoh:

"Untuk memahami realitas kehidupan seperti yang telah diungkapkan oleh biologi molekuler, kita harus memperbesar sebuah sel ribuan juta kali sampai diameternya mencapai dua puluh kilometer dan menyerupai pesawat raksasa, cukup untuk menutup kota besar seperti London atau New York. Yang akan kita lihat adalah sebuah objek dengan kerumitan tak tertandingi dan desain adaptif. Pada permukaan sel kita akan melihat jutaan lubang, seperti rongga pelabuhan pada sebuah pesawat induk antariksa, membuka dan menutup untuk menjaga kontinuitas keluar-masuk aliran materi. Bila kita memasuki salah satu lubang ini, kita akan mendapati diri kita berada di dalam dunia dengan teknologi unggul dan kompleksitas mencengangkan.... Inilah sebuah kompleksitas di luar jangkauan kreativitas kita, suatu realitas yang merupakan lawan dari kebetulan, yang dalam segala hal melampaui semua yang dihasilkan kecerdasan manusia..."

Sebuah sel begitu kompleks, sehingga teknologi tercanggih manusia tidak dapat membuatnya. Upaya pembuatan sel tiruan tidak pernah membuahkan hasil. Tentu saja, upaya seperti ini telah ditinggalkan.

Teori evolusi menyatakan bahwa sistem ini - yang tidak dapat ditiru manusia meski dengan mengerahkan segala kecerdasan, pengetahuan dan teknologinya - muncul secara "kebetulan" dalam kondisi bumi purba. Sebagai contoh lain, kemungkinan sel terbentuk secara kebetulan sama mustahilnya dengan kemungkinan sebuah buku tercetak akibat ledakan kantor percetakan.

Seorang ahli astronomi dan matematika dari Inggris, Sir Fred Hoyle, membuat perbandingan serupa dalam salah satu wawacaranya dalam majalah Nature edisi 12 November 1981. Meskipun seorang evolusionis, Hoyle menyatakan bahwa kemungkinan makhluk hidup tingkat tinggi muncul secara kebetulan adalah sama dengan kemungkinan sebuah Boeing 747 terakit dengan material dari tempat penampungan barang rongsokan yang disapu tornado. Ini berarti bahwa sel tidak mungkin muncul secara kebetulan, jadi sudah pasti sel itu "diciptakan".

Satu alasan dasar mengapa teori evolusi tidak dapat menjelaskan kemunculan sel adalah "kompleksitas tidak tersederhanakan" (irreducible complexity) dari sel. Sebuah sel hidup menjaga kelangsungan dirinya atas kerjasama harmonis dengan banyak organel. Jika ada satu organel saja yang tidak berfungsi, sel itu tidak akan dapat bertahan hidup. Sel tidak mungkin berkembang dengan menunggu suatu mekanisme "tanpa kesadaran" seperti seleksi alam atau mutasi. Jadi, sel pertama di bumi haruslah sebuah sel utuh yang memiliki semua organel dan semua fungsi yang diperlukan. Ini tentu berati bahwa sel adalah hasil penciptaan.

Protein Menggugat Teori Kebetulan

Jangankan tentang sel, evolusi bahkan gagal menerangkan materi pembentuknya. Satu saja protein dari ribuan molekul protein kompleks pembangun sel, tidak mungkin terbentuk dalam kondisi alamiah.

Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil yang disebut "asam amino" yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri dari 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang terdiri dari ribuan asam amino.

Hal yang terpenting adalah: ketidakhadiran, penambahan atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul tak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada posisi yang tepat dan pada urutan yang benar. Teori evolusi yang menyatakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan, tidak berdaya saat dihadapkan pada keteraturan ini. Protein terlalu menakjubkan untuk dijelaskan dengan teori kebetulan. (Bahkan teori ini tidak mampu menjelaskan pernyataan "pembentukan secara kebetulan" asam amino, yang akan dibicarakan nanti.)

Fakta bahwa struktur fungsional sebuah protein tidak dapat muncul secara kebetulan akan mudah diamati dengan perhitungan probabilitas sederhana yang dapat dipahami semua orang.

Sebuah molekul protein berukuran rata-rata dibangun oleh 288 asam amino yang terdiri dari 12 jenis asam amino. Protein ini dapat disusun dengan 10300 cara yang berbeda (ini adalah angka yang sangat besar, terdiri dari angka 1 yang diikuti 300 angka nol). Dari seluruh kemungkinan, ha-nya satu urutan yang membentuk molekul protein yang diinginkan. Sisanya adalah rantai asam amino yang sama sekali tidak berguna atau ber-potensi membahayakan makhluk hidup.

Dengan kata lain, probabilitas pembentukan satu molekul protein adalah "1 banding 10300". Probabilitas dari "1" ini untuk terjadi adalah mustahil. (Dalam matematika, probabilitas lebih kecil dari "1 banding 1050" dianggap sebagai "probabilitas nol"). Selain itu, molekul protein dengan 288 asam amino lebih sederhana dibandingkan molekul-molekul protein raksasa yang terdiri dari ribuan asam amino. Bila kita melakukan per-hitungan probabilitas serupa pada molekul-molekul protein raksasa terse-but, kita akan membutuhkan ungkapan yang lebih dari sekadar "mustahil".

Bila kita melangkah lebih jauh dalam skema perkembangan kehidupan, kita amati bahwa satu protein yang berdiri sendiri tidak akan memiliki arti apa pun. Sebagai contoh, salah satu bakteri terkecil, Mycoplasma Hominis H39, terdiri dari 600 "jenis" protein. Maka dalam kasus ini, kita harus mengulang perhitungan probabilitas seperti di atas untuk setiap protein dari 600 jenis yang berbeda ini. Hasilnya? Tidak akan terjelaskan bahkan dengan konsep kemustahilan!

Sebagian orang yang sedang membaca tulisan ini dan menerima teori evolusi sebagai penjelasan ilmiah, mungkin merasa curiga bahwa angka-angka ini terlalu dibesar-besarkan dan tidak menggambarkan kenyataan. Tidak demikian. Ini adalah kenyataan yang pasti dan konkret. Tidak ada evolusionis yang akan membantah angka-angka ini. Mereka menerima bahwa probabilitas sebuah protein terbentuk secara kebetulan adalah "sama dengan kemungkinan seekor monyet menulis sejarah manusia dengan mesin tik tanpa membuat kesalahan sedikit pun". Meski demikian, mereka bukannya menerima penjelasan lain, yaitu penciptaan, tetapi justru terus mempertahankan kemustahilan tersebut.


Protein adalah unsur paling penting bagi makhluk hidup. Protein-protein tidak saja bergabung untuk membentuk sel hidup, tetapi juga berperan penting dalam proses kimia di dalam tubuh. Keterlibatan protein bisa diamati mulai dari sintesis protein hingga komunikasi hormonal.

Banyak evolusionis yang mengakui fakta ini. Contohnya Harold F. Blum, seorang ilmuwan evolusionis terkenal, menyatakan bahwa "pembentukan secara spontan polipeptida seukuran protein terkecil, sama sekali tidak mungkin terjadi."

Evolusionis menyatakan bahwa evolusi molekuler terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, dan waktu yang sangat lama ini membuat hal yang mustahil dapat terjadi. Namun selama apa pun waktu diberikan, asam-asam amino tidak mungkin membentuk protein secara kebetulan. William Stokes, pakar geologi Amerika, mengakui kenyataan ini dalam bukunya Essentials of Earth History. Menurutnya kemungkinan ini begitu kecil sehingga "protein tidak akan terbentuk dalam miliaran tahun di miliaran planet, sekali-pun setiap planet diliputi hamparan larutan pekat asam amino yang diperlukan."

Apa arti semua ini? Perry Reeves, seorang profesor kimia menjawab:

Jika dihitung banyaknya struktur yang bisa terbentuk dari kombinasi acak asam amino dalam sebuah kolam purba yang menguap, kita akan meragukan kehidupan dapat muncul seperti ini. Lebih beralasan jika tugas seperti ini dikerjakan Pencipta Yang Agung yang memiliki rencana maha besar.

Jika satu protein saja mustahil terbentuk secara kebetulan, maka miliaran kali lebih mustahil bila sejuta protein ini bergabung secara kebetulan dan membentuk sebuah sel manusia lengkap. Lagipula, sebuah sel tidak sekadar tersusun dari timbunan protein. Selain protein, sel juga mengandung asam nukleat, karbohidrat, lipid, vitamin dan senyawa kimia lain seperti elektrolit. Secara struktur dan fungsi, semuanya tersusun dalam proporsi, keserasian dan desain yang spesifik.

Robert Shapiro, profesor kimia dan pakar DNA di Universitas New York, menghitung probabilitas pembentukan secara kebetulan 200 jenis protein yang terdapat dalam satu sel bakteri (terdapat 200.000 jenis protein dalam sebuah sel manusia). Angka yang diperolehnya adalah 1 banding 1040000. (Suatu angka luar biasa yang diperoleh dengan meletakkan 40.000 angka nol sesudah angka 1)

Chandra Wickramasinghe, seorang profesor matematika dan astronomi dari University College (Cardiff, Wales), berkomentar :

Kemungkinan kehidupan terbentuk secara spontan dari benda mati adalah 1 banding sebuah angka dengan 40.000 nol di belakangnya.... Angka ini cukup besar untuk mengubur Darwin bersama seluruh teori evolusi. Di planet ini atau planet manapun tidak ada "sup purba", dan jika awal kehidupan tidak terjadi secara acak, maka awal kehidupan itu pasti-lah pastilah dihasilkan suatu kecerdasan yang berkehendak.

Tentang angka yang tidak masuk akal ini, Sir Fred Hoyle berkomentar :

Sungguh, teori ini (bahwa kehidupan dirancang oleh suatu 'kecerdasan') begitu jelas sehingga orang akan bertanya-tanya mengapa ini tidak diterima secara luas sebagai kenyataan. Alasannya lebih bersifat psikologis daripada ilmiah.

Istilah "psikologis" digunakan Hoyle untuk menggambarkan pengkondisian diri evolusionis untuk tidak menerima bahwa kehidupan telah diciptakan. Mereka telah bersikeras bahwa tujuan utama mereka adalah mengingkari keberadaan Allah. Untuk alasan ini saja, mereka terus-menerus mempertahankan skenario tak masuk akal yang mereka akui juga kemustahilannya.

Protein Asam Amino Levo

Mari kita amati dengan seksama mengapa skenario evolusionis ten-tang pembentukan protein mustahil terjadi.

Rangkaian yang benar dari asam-asam amino yang tepat saja tidaklah cukup untuk pembentukan molekul protein. Di samping itu, keduapuluh jenis asam amino yang membentuk protein harus merupakan asam amino Levo. Asam amino terdiri dari dua jenis yang berbeda, yaitu "levo" (kiri) dan "dextro" (kanan). Perbedaan di antara keduanya adalah simetri cermin antara struktur tiga dimensi mereka, yang serupa dengan simetri tangan kiri dan kanan manusia.

Kedua jenis asam amino ini dapat saling terikat dengan mudah. Dari berbagai penelitian terungkap sebuah fakta yang mengejutkan: semua protein hewan dan tumbuhan, dari organisme paling sederhana hingga paling kompleks, terdiri dari asam amino Levo. Jika ada satu saja asam amino Dextro yang terikat pada struktur sebuah protein, maka protein tersebut menjadi tidak berfungsi. Yang menarik adalah, dalam beberapa percobaan, bakteri yang diberi asam amino Dextro segera menghancurkan asam-asam amino Dextro tersebut, dan dalam beberapa kasus, bakteri membentuk asam amino Levo dari serpihan-serpihan komponen asam amino Dextro sehingga dapat digunakan.

Mari sesaat kita umpamakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan seperti yang dinyatakan evolusionis. Dalam hal ini, asam amino Levo dan asam amino Dextro yang terbentuk secara kebetulan seharusnya ada dalam jumlah seimbang di alam. Jadi semua makhluk hidup seharusnya memiliki kedua jenis asam amino, Levo dan Dextro, dalam tubuh mereka sebab kedua jenis asam amino ini dapat saling bergabung secara kimiawi. Pada kenyataannya, protein yang terdapat pada semua makhluk hidup terdiri dari asam-asam amino Levo saja.

Pertanyaan tentang bagaimana protein dapat memilih asam amino Levo dari seluruh asam amino, dan mengapa tidak ada satu pun asam amino Dextro terlibat dalam proses kehidupan, masih menjadi tantangan bagi evolusionis. Mereka tidak memiliki penjelasan atas pemilahan yang sangat "sadar" dan spesifik ini.

Karakteristik protein ini membuat teori "kebetulan" evolusi yang sudah buntu menjadi semakin membingungkan. Agar terbentuk sebuah protein yang berguna, asam-asam amino itu tidak cukup hanya berada dalam jumlah tertentu, pada urutan tertentu, dan bergabung dalam struktur tiga dimensi yang tepat. Asam-asam amino ini juga harus terdiri dari asam amino Levo saja dan tidak boleh ada satu pun asam amino Dextro. Akan tetapi, tidak ada mekanisme seleksi alam untuk mengidentifikasi penambahan asam amino Dextro pada sebuah rantai dan membuangnya dari rantai tersebut. Fakta ini kembali menghapus kemungkinan bahwa awal kehidupan terjadi "secara kebetulan".

Dalam Britannica Science Encyclopaedia, pembela teori evolusi yang terang-terangan, dinyatakan bahwa asam amino seluruh makhluk hidup di bumi dan molekul pembangun polimer kompleks seperti protein memiliki asimetri Levo yang sama. Ditambahkan bahwa ini sama artinya dengan melempar uang logam sejuta kali dan selalu mendapatkan muka yang sama. Dinyatakan juga bahwa tidak mungkin kita dapat memahami me-ngapa molekul menjadi bentuk Levo atau Dextro. Pilihan ini berhubungan dengan sumber kehidupan di bumi secara mengagumkan.

Jika sebuah uang logam yang dilempar sejuta kali selalu menghasilkan sisi muka yang sama, mana yang lebih logis: ini merupakan suatu kebetulan, ataukah ada campur tangan yang disengaja? Jawabannya sudah sangat jelas. Akan tetapi, tidak peduli dengan kenyataan yang jelas ini, evolusionis berlindung dalam "teori kebetulan" hanya karena mereka tidak mau menerima eksistensi "campur tangan yang disengaja".

Situasi yang serupa dengan asam amino Levo ini berlaku pula pada nukleotida, unit terkecil dari DNA dan RNA. Bedanya, tidak seperti asam amino pada makhluk hidup, hanya nukleotida berbentuk Dextro saja yang dipilih. Ini adalah situasi lain yang tidak pernah dapat dijelaskan oleh teori 'kebetulan'.

Sebagai kesimpulan, melalui perhitungan probabilitas telah terbukti secara mutlak bahwa sumber kehidupan tidak dapat dijelaskan dengan kebetulan. Jika kita mencoba menghitung probabilitas sebuah protein berukuran rata-rata yang terdiri dari 400 asam amino dan dipilih dari asam amino Levo saja, kita akan mendapatkan probabilitas 1 banding 2400, atau 10120. Sekadar untuk pembanding, ingatlah bahwa jumlah elektron di seluruh jagat raya diperkirakan 1079, angka yang jauh lebih kecil. Perhitungan probabilitas asam-asam amino ini tersusun dalam urutan yang sesuai dan dalam struktur yang fungsional akan menghasilkan angka yang jauh lebih besar lagi. Jika kita menggabungkan probabilitas-probabilitas ini dan kita perluas hingga pembentukan protein yang lebih besar dan beragam, maka perhitungannya menjadi tak terbayangkan.

Ikatan yang Benar Sangat Penting

Uraian panjang di atas bahkan belum selesai menjelaskan kebuntuan teori evolusi. Asam amino tidak cukup hanya dengan tersusun dalam jumlah, urutan dan struktur tiga dimensi yang tepat. Pembentukan protein juga mengharuskan molekul-molekul asam amino yang memiliki lebih dari satu lengan saling berikatan melalui cabang tertentu saja. Ikatan seperti itu disebut "ikatan peptida". Asam-asam amino dapat saling berikatan dengan berbagai cara; tetapi protein hanya terdiri dari asam-asam amino yang terikat dengan ikatan "peptida".

Sebuah analogi akan memperjelas masalah ini. Anggaplah semua bagian mobil telah lengkap dan dipasang pada posisi yang tepat, tetapi salah satu rodanya tidak dipasang dengan mur dan baut melainkan dengan seutas kawat. Kawat ini mengikat roda sedemikian rupa sehingga pusat roda menghadap ke tanah. Mustahil mobil seperti ini bisa bergerak sekalipun hanya satu meter, tak peduli betapa rumit teknologinya dan betapa kuat motornya. Sekilas semuanya tampak berada pada tempat yang benar, tetapi kesalahan memasang satu roda saja mengakibatkan keseluruhan mobil tersebut tidak berguna. Sama halnya pada molekul protein, jika ada satu saja ikatan antar asam amino yang bukan ikatan peptida, maka keseluruhan molekul itu tidak akan berguna.

Penelitian menunjukkan bahwa asam amino yang berikatan secara acak hanya dapat menghasilkan ikatan peptida pada rasio 50% dan sisa-nya berikatan dengan ikatan lain yang tidak terdapat pada protein. Agar berfungsi dengan baik, setiap asam amino yang menyusun protein harus berikatan hanya dengan ikatan peptida, sebagaimana asam amino tersebut harus dipilih dari yang berbentuk Levo saja.

Probabilitas ini sama dengan probabilitas bahwa setiap protein adalah berbentuk Levo. Misalnya jika sebuah protein terdiri dari 400 asam amino, berarti probabilitas seluruh asam amino hanya berikatan dengan ikatan peptida adalah 1 berbanding 2399.

Probabilitas Nol

Seperti dapat dilihat di bawah ini, probabilitas pembentukan sebuah molekul protein yang terdiri dari 500 asam amino adalah "1" banding angka 1 yang diikuti oleh 950 buah angka nol. Sebuah angka yang tidak dapat dipahami pemikiran manusia. Ini hanya perhitungan teoretis di atas kertas. Dalam kenyataan, probabilitas seperti itu berpeluang "0" untuk terjadi. Dalam matematika, probabilitas yang lebih kecil dari 1 banding 1050, secara statistik dianggap memiliki peluang "0" untuk terjadi. Probabilitas "1 banding 10950" jauh melampaui batas definisi ini.

Meskipun sudah sedemikian jauh kemustahilan pembentukan secara kebetulan pada sebuah protein yang tersusun dari 500 asam amino, kita masih dapat terus memaksa batas akal kita dengan kemustahilan yang lebih tinggi lagi. Molekul "hemoglobin", sebuah protein yang sangat vital, terdiri dari 574 asam amino - lebih besar dibandingkan protein yang kita bahas di atas. Sekarang, pikirkan ini: dalam satu sel darah merah dari miliaran yang ada dalam tubuh kita, terdapat "280.000.000" (280 juta) molekul hemoglobin!

Perkiraan usia bumi tidak memberi cukup waktu bagi pembentukan secara "coba-coba" untuk satu protein saja, apalagi satu sel darah merah. Bahkan jika kita menganggap asam-asam amino telah bergabung dan terurai secara "coba-coba" untuk membangun sebuah protein tanpa sedikit pun waktu terbuang sejak bumi terbentuk, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengejar probabilitas 1 banding 10950 adalah lebih panjang daripada usia bumi.

Kesimpulan dari semua ini adalah: evolusi telah jatuh ke dalam jurang kemustahilan sejak tahap pembentukan sebuah protein.

Adakah Mekanisme Coba-coba di Alam?

Akhirnya, kita sampai pada kesimpulan yang sangat penting tentang logika dasar perhitungan probabilitas, seperti dicontohkan tadi. Telah ditunjukkan bahwa perhitungan-perhitungan probabilitas di atas mencapai batas astronomis (jumlah yang sangat besar) dan probabilitas astronomis ini hampir mustahil terjadi. Ini adalah aspek yang jauh lebih penting sekaligus membingungkan bagi evolusionis. Dalam kondisi alamiah, probabilitas-probabilitas ini bahkan tidak dapat dimulai sama sekali, karena di alam tidak ada mekanisme coba-coba untuk menghasilkan protein.

Perhitungan di atas tentang probabilitas pembentukan sebuah molekul protein yang terdiri dari 500 asam amino, hanya berlaku pada lingkungan coba-coba ideal, yang tidak ada dalam kehidupan nyata. Artinya, probabilitas mendapatkan sebuah protein yang berguna adalah "1" banding 10950, hanya jika kita menganggap ada mekanisme imajiner di mana sebuah tangan gaib menyambungkan 500 asam amino secara acak, ketika rantai yang terbentuk itu salah, menguraikannya lagi satu persatu dan menyusunnya dengan urutan yang berbeda untuk kedua kalinya, dan begitu seterusnya.

Dalam setiap percobaan, asam-asam amino harus diuraikan satu per-satu dan kemudian disusun kembali dengan urutan baru. Sintesis ini harus dihentikan setelah asam amino ke-500 ditambahkan dan harus dipastikan tidak ada kelebihan asam amino. Percobaan kemudian dihentikan untuk melihat apakah protein yang diinginkan sudah terbentuk. Jika gagal, maka seluruhnya harus dibongkar dan dicoba dengan urutan lain. Harus diingat, tidak boleh ada satu pun bahan tambahan. Selain itu, penting bahwa selama percobaan, rantai yang terbentuk tidak boleh putus atau rusak sebelum mencapai ikatan ke-499.

Kondisi ini berarti bahwa probabilitas yang kita bahas di atas hanya dapat terjadi dalam lingkungan terkontrol. Dalam lingkungan terkontrol itu terdapat mekanisme sadar yang mengatur permulaan, akhir dan setiap tahap proses, dan hanya "seleksi asam amino" saja yang terjadi secara untung-untungan. Sudah pasti, tidak mungkin ada lingkungan seperti ini dalam kondisi alamiah. Jadi secara logis dan teknis, mustahil terjadi pem-bentukan protein dalam lingkungan alamiah, terlepas dari aspek 'probabilitas'. Bahkan, membicarakan probabilitas peristiwa seperti ini saja sudah sangat tidak ilmiah.

Sejumlah evolusionis yang 'kurang terpelajar' tidak mengerti hal ini. Berdasarkan asumsi bahwa pembentukan sebuah protein hanyalah reaksi kimia sederhana, mereka membuat kesimpulan yang menggelikan bahwa "asam-asam amino bergabung melalui sebuah reaksi dan kemudian membentuk protein-protein". Tetapi reaksi kimia yang terjadi secara kebetulan dalam sebuah struktur anorganik hanya dapat menghasilkan perubahan-perubahan sederhana dan primitif. Jumlahnya pun tertentu dan terbatas. Untuk membuat senyawa kimia yang lebih kompleks, diperlukan pabrik-pabrik besar, instalasi kimia dan laboratorium. Obat-obatan dan berbagai bahan kimia yang kita gunakan sehari-hari termasuk dalam jenis ini. Namun protein memiliki struktur yang jauh lebih kompleks daripada bahan kimia yang diproduksi industri. Karenanya, protein - yang masing-masingnya merupakan kehebatan desain dan rekayasa, dengan setiap bagiannya berada pada posisi dan urutan yang tepat - mustahil bermula dari reaksi kimia acak.

Probabilitas Protein Terbentuk Secara Kebetulan Adalah Nol

Ada 3 syarat utama dalam pembentukan protein yang berguna:

Syarat pertama: semua asam amino pada rantai protein harus dari jenis yang benar dan berada pada urutan yang benar.

Syarat kedua: semua asam amino pada rantai tersebut berbentuk Levo.

Syarat ketiga: semua asam amino saling berikatan dengan membentuk ikatan peptida.

Agar sebuah protein terbentuk secara kebetulan, ketiga syarat utama di atas harus dipenuhi secara bersamaan. Probabilitas pembentukan protein secara kebetulan adalah sama dengan mengalikan probabilitas pemenuhan masing-masing syarat tersebut.

Misalnya untuk sebuah molekul berukuran rata-rata yang terdiri dari 500 asam amino :

1. Probabilitas asam amino berada dalam urutan yang benar

Ada 20 jenis asam amino yang digunakan dalam penyusunan sebuah protein. Berarti:

- Probabilitas setiap asam amino yang terpilih

dengan tepat dari 20 jenis = 1/20

- Probabilitas 500 asam amino tersebut terpilih dengan tepat = 1/20500 = 1/10650 = 1 peluang dalam 10650

2. Probabilitas asam amino berbentuk Levo

- Probabilitas satu asam amino Levo terpilih = 1/2

- Probabilitas 500 asam amino yang terpilih seluruhnya berbentuk asam amino Levo = 1/2500 = 1/10150 = 1 peluang dalam 10150

3. Probabilitas asam-asam amino bergabung dengan ikatan peptida:

Asam amino dapat saling berikatan dengan beragam ikatan kimia. Agar terbentuk protein yang berguna, seluruh asam amino pada rantai harus berikatan dengan ikatan khusus yang disebut "ikatan peptida". Telah dihitung bahwa probabilitas asam-asam amino berikatan dengan ikatan peptida dan bukan dengan ikatan yang lain adalah 50%. Berdasarkan hal ini:

- Probabilitas dua asam amino berikatan dengan "ikatan peptida" = 1/2

- Probabilitas 500 asam amino berikatan dengan "ikatan peptida" = 1/2499 = 1/10150 = 1 peluang dalam 10150

PROBABILITAS TOTAL = 1/10650 X 1/10150 X 1/10150

= 1/10950 = 1 peluang dalam 10950


Probabilitas sebuah molekul protein berukuran rata-rata yang terdiri dari 500 asam amino tersusun dalam jumlah dan urutan yang tepat, dan hanya terdiri dari asam amino Levo, dengan rantai hanya terbentuk dari ikatan peptida adalah "1" banding 10950. Kita dapat menuliskan angka ini dengan meletakkan 950 angka nol sesudah angka 1 sebagai berikut :

10950=

100.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.
000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000

Marilah untuk sesaat kita mengesampingkan segala kemustahilan yang kita bahas barusan, dan anggaplah sebuah molekul protein yang berguna memang berevolusi spontan secara "kebetulan". Pada titik ini pun, evolusi lagi-lagi tidak mempunyai jawaban, karena untuk mempertahankan keberadaannya, protein ini harus terisolasi dari lingkungan alamiahnya dan terlindung dalam kondisi yang sangat khusus. Jika tidak, protein ini akan terurai oleh kondisi alamiah bumi atau bergabung dengan senyawa-senyawa asam, asam-asam amino ataupun senyawa kimia lain, sehingga kehilangan sifat-sifatnya dan berubah menjadi senyawa yang sama sekali berbeda dan tidak berguna.

Pertentangan Evolusioner tentang Asal Usul Kehidupan

Pertanyaan "bagaimana makhluk hidup pertama kali muncul" adalah kebuntuan yang kritis bagi evolusionis, sehingga mereka biasanya meng-hindari masalah ini. Mereka mencoba berkelit dengan mengatakan bahwa "makhluk-makhluk hidup pertama muncul sebagai hasil dari kejadian acak di dalam air". Mereka menghadapi rintangan yang tidak bisa mereka tembus. Terlepas dari argumen evolusi paleontologis, dalam hal ini, tidak ada fosil yang dapat didistorsi dan ditafsirkan sesuka hati untuk mendukung pernyataan mereka. Karena itu, teori evolusi jelas-jelas telah terbantah sejak awal.

Ada satu hal penting yang harus diingat: jika satu tahap saja dari proses evolusi terbukti mustahil, cukup untuk membuktikan kesalahan dan ketidakabsahan teori secara keseluruhan. Contohnya, karena pembentukan protein secara coba-coba terbukti mustahil, maka seluruh pernyataan mengenai tahap proses evolusi selanjutnya juga terbantah. Sampai di sini, spekulasi atas tengkorak manusia dan kera menjadi tidak berarti.

Pertanyaan tentang bagaimana organisme hidup dapat muncul dari materi anorganik sudah lama dihindari para evolusionis. Akan tetapi, pertanyaan ini berkembang menjadi masalah yang tidak bisa dielakkan. Dan mereka berusaha menjawab masalah ini dengan serangkaian penelitian pada perempat kedua abad ke-20.

Pertanyaan utamanya adalah: bagaimana sel hidup pertama dapat muncul di atmosfir bumi purba? Dengan kata lain, penjelasan seperti apa yang akan dikemukakan evolusionis untuk menjawab pertanyaan ini?

Jawabannya dicari melalui berbagai eksperimen. Ilmuwan dan peneliti evolusionis melakukan berbagai eksperimen laboratorium untuk menjawab pertanyaan ini tetapi tidak menghasilkan apa pun yang menarik. Studi tentang awal kehidupan yang paling dihargai adalah Eksperimen Miller yang dilakukan oleh peneliti Amerika bernama Stanley Miller pada tahun 1953. (Eksperimen ini dikenal juga sebagai "Eksperimen Urey-Miller" karena kontribusi Harold Urey, instruktur Miller dari Universitas Chicago.)

Eksperimen ini adalah satu-satunya "bukti" bagi "tesis evolusi molekuler" untuk menerangkan tahap pertama periode evolusi. Meskipun sudah hamper setengah abad berlalu, dan teknologi telah berkembang pesat, tak seorang pun berupaya lebih lanjut. Eksperimen Miller tetap diajarkan dalam buku-buku sebagai penjelasan evolusi generasi pertama makhluk hidup. Evolusionis sadar bahwa fakta yang dihasilkan penelitian semacam ini tidak mendukung dan sebaliknya justru membantah pernyataan mereka, karenanya mereka dengan sengaja menghindari eksperimen serupa.

Eksperimen Miller

Tujuan Stanley Miller adalah mengajukan penemuan eksperimental yang menunjukkan bahwa asam amino, bahan pembangun protein, dapat muncul "secara kebetulan" di bumi yang tidak berkehidupan miliaran tahun lalu.

Dalam eksperimennya, Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di bumi purba (yang kelak terbukti tidak realistis) terdiri dari amonia, metan, hidrogen dan uap air. Karena dalam kondisi alamiah gas-gas ini tidak saling bereaksi, Miller memberikan stimulasi energi untuk memulai reaksi antara gas-gas tersebut. Dengan menganggap energi ini bisa berasal dari kilat dalam atmosfir purba, ia meng-gunakan sumber penghasil listrik buatan untuk menyediakan energi tersebut.

Miller mendidihkan campuran gas ini pada suhu 100°C selama seminggu, dan sebagai tambahan dia mengalirkan arus listrik. Di akhir minggu, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan tiga dari 20 jenis asam amino, bahan dasar protein telah tersintesis.

Eksperimen ini membangkitkan semangat evolusionis dan dianggap sebagai sukses besar. Dalam luapan kegembiraan, berbagai terbitan memasang tajuk utama seperti "Miller menciptakan kehidupan". Akan tetapi, molekul-molekul yang berhasil disintesis Miller ternyata hanya beberapa molekul "tidak hidup".

Didorong oleh eksperimen ini, evolusionis segera membuat skenario baru. Hipotesis tahap lanjutan tentang pembentukan protein segera dirumuskan. Menurut mereka, asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini menempatkan diri mereka dalam struktur seperti membran yang "entah bagaimana" muncul dan membentuk sel primitif. Sel-sel kemudian bergabung dan membentuk organisme hidup. Akan tetapi, eksperimen Miller hanya akal-akalan dan telah terbukti tidak benar dalam segala aspek.

Eksperimen Miller Hanya Akal-Akalan

Eksperimen Miller berusaha membuktikan bahwa asam amino dapat terbentuk dengan sendirinya dalam kondisi bumi purba. Namun, eksperimen ini tidak konsisten dalam sejumlah hal:

1. Dengan menggunakan mekanisme cold trap, Miller mengisolasi asam-asam amino dari lingkungannya segera setelah mereka terbentuk. Jika dia tidak melakukannya, kondisi lingkungan tempat asam amino terbentuk akan segera menghancurkan molekul ini.

Tentu saja mekanisme isolasi yang disengaja seperti ini tidak ada dalam kondisi bumi purba. Tanpa mekanisme seperti ini, kalaupun ada satu asam amino terbentuk, ia akan segera hancur. Seorang ahli kimia, Richard Bliss, mengungkapkan kontradiksi ini sebagai berikut: "Benar, tanpa cold trap, senyawa kimia yang dihasilkan akan dihancurkan oleh aliran listrik."

Memang, dalam percobaan sebelumnya dengan bahan-bahan yang sama tetapi tanpa mekanisme cold trap, Miller tidak dapat membentuk satu pun asam amino.

2. Lingkungan atmosfir purba yang disimulasikan Miller dalam eksperimennya tidak realistis. Pada tahun 1980-an, para ilmuwan sepakat bahwa yang seharusnya terdapat pada lingkungan artifisial tersebut adalah nitrogen dan karbon dioksida, bukannya metan dan amonia. Setelah bungkam cukup lama, Miller sendiri mengakui pula bahwa kondisi atmosfir dalam eksperimennya tidak realistis.

Jadi mengapa Miller berkeras menggunakan gas-gas ini? Jawabannya sederhana: tanpa amonia, mustahil mensintesis asam amino. Kevin McKean mengungkapkan hal ini dalam sebuah artikel yang dimuat dalam majalah Discover:

Miller dan Urey meniru atmosfir bumi dahulu kala dengan campuran metan dan amonia. Menurut mereka, bumi merupakan campuran homogen dari logam, batuan dan es. Namun, dalam penelitian terakhir terungkap bahwa pada saat itu bumi sangat panas dan terbentuk dari nikel dan besi cair. Jadi, atmosfir kimiawi saat itu seharusnya didominasi nitrogen (N2), karbon dioksida (CO2) dan uap air (H20). Tetapi gas-gas ini bukan gas-gas yang tepat untuk mensintesis senyawa organik, seperti metan dan amonia.

Dua orang ilmuwan Amerika, J.P. Ferris dan C.T. Chen, mengulang eksperimen Stanley Miller dengan kondisi atmosfir terdiri dari karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan uap air. Mereka tidak mampu menghasilkan satu pun molekul asam amino.

FOKUS: Sumber-Sumber Evolusionis Mutakhir Membantah Eksperimen Miller

Dewasa ini, eksperimen Miller telah menjadi hal yang benar-benar diabaikan bahkan oleh kalangan ilmuwan evolusionis. Majalah sains evolusionis terkemuka Earth edisi Februari 1998 menuliskan hal berikut ini dalam artikel yang berjudul "Life's Crucible":

Kini ahli geologi berpendapat bahwa sebagian besar atmosfir purba terdiri dari karbon dioksida dan nitrogen, gas-gas yang kurang reaktif dibandingkan gas-gas yang digunakan dalam eksperimen tahun 1953. Bahkan, bila atmosfir yang diajukan Miller benar ada, bagaimana anda membuat molekul sederhana seperti asam amino mengalami perubahan kimiawi yang dibutuhkan sehingga berubah menjadi senyawa yang lebih rumit, atau polimer seperti protein? Miller sendiri angkat tangan pada bagian teka-teki ini. "Ini adalah masalah," ia mengeluh dengan gusar. "Bagaimana Anda membuat polimer? Itu bukan hal yang mudah." 1

Kenyataannya, bahkan kini Miller pun telah menerima bahwa percobaannya tidak akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang dapat menjelaskan asal usul kehidupan. Bahwa ilmuwan evolusionis sangat mempercayai percobaan ini hanya menunjukkan kesengsaraan evolusi dan keputusasaan para pengajurnya.

Artikel berjudul "The Emergence of Life on Earth" (Kemunculan Kehidupan di Muka Bumi) dalam National Geographic edisi Maret 1998 mengungkapkan hal berikut ini:

Sekarang banyak ilmuwan menduga bahwa atmosfir purba itu berbeda dari yang pertama kali diandaikan Miller. Mereka berpikir bahwa atmosfir tersebut terdiri dari karbon dioksida dan nitrogen, bukan hidrogen, metan dan amoniak.

Ini adalah berita buruk bagi ahli kimia. Ketika mereka mencoba mereaksikan karbon dioksida dan nitrogen, mereka mendapatkan sejumlah molekul organik yang tak berharga - ini sama saja dengan melarutkan setetes pewarna makanan ke dalam air kolam renang. Para ilmuwan menemukan kesulitan besar untuk membayangkan bahwa kehidupan muncul dari sup encer seperti itu.2

Singkatnya, baik eksperimen Miller maupun evolusionis yang lain tidak dapat menjawab pertanyaan bagaimana kehidupan muncul di muka bumi. Semua penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kehidupan tidak mungkin muncul secara kebetulan dan karenanya mempertegas bahwa kehidupan memang diciptakan.


1. Earth, "Life's Crucible", February 1998, p.34
2. National Geographic, "The Rise of Life on Earth", March 1998, p.68

3. Hal penting lain yang mengugurkan eksperimen Miller adalah bahwa atmosfir bumi mengandung cukup banyak oksigen untuk menghancurkan semua asam amino yang terbentuk. Fakta yang diabaikan Miller ini terungkap dari sisa-sisa besi dan uranium yang teroksidasi dalam batuan yang diperkirakan berumur 3,5 miliar tahun.

Temuan-temuan lain menunjukkan bahwa kandungan oksigen pada saat itu jauh lebih besar daripada yang dinyatakan evolusionis. Penelitian-penelitian juga menunjukkan bahwa pada saat itu bumi teradiasi ultra-violet 10.000 kali lebih besar daripada perkiraan evolusionis. Radiasi ultra-violet yang intens ini membebaskan oksigen dengan cara menguraikan uap air dan karbon dioksida dalam atmosfir.

Situasi ini secara telak membantah eksperimen Miller yang sama sekali mengabaikan oksigen. Jika oksigen digunakan dalam eksperimen tersebut, metan akan terurai menjadi karbon dioksida dan air, dan amonia menjadi nitrogen dan air. Selain itu, dalam lingkungan tanpa oksigen, juga tidak akan ada lapisan ozon. Tanpa perlindungan lapisan ozon, asam-asam amino akan segera hancur oleh sinar ultraviolet yang sangat intens. Dapat dikatakan, dengan atau tanpa oksigen di bumi purba, hasilnya sama, lingkungan yang sangat destruktif bagi asam amino.

4. Pada akhir eksperimen Miller, terbentuk banyak asam organik yang bersifat merusak struktur dan fungsi makhluk hidup. Jika asam amino tidak diisolasi dan tetap berada di dalam lingkungan yang sama dengan senyawa-senyawa ini, reaksi kimia yang terjadi akan menghancurkan atau mengubah asam amino menjadi senyawa lain.

Selain itu, di akhir eksperimen ini terbentuk sejumlah besar asam amino Dextro. Keberadaan asam amino ini dengan sendirinya menyangkal teori evolusi, karena asam amino Dextro tidak berfungsi dalam pembentukan sel makhluk hidup. Kesimpulannya, kondisi-kondisi di mana asam amino terbentuk dalam eksperimen Miller, tidak cocok bagi kehidupan. Kenyataannya, medium ini merupakan campuran asam yang meng-hancurkan dan mengoksidasi molekul-molekul berguna yang diperoleh.

Semua fakta ini menunjukkan satu hal yang jelas: eksperimen Miller tidak dapat digunakan sebagai bukti bahwa makhluk hidup terbentuk secara kebetulan dalam kondisi bumi purba. Keseluruhan eksperimen ini tidak lebih dari sebuah eksperimen laboratorium yang terkontrol dan terarah untuk mensintesis asam amino. Jumlah dan jenis gas dalam eksperimen ini secara ideal ditentukan agar asam amino terbentuk. Jumlah energi yang disalurkan ke dalam sistem diatur dengan tepat agar reaksi yang diperlukan terjadi. Peralatan eksperimen diisolasi sehingga tidak terkontaminasi unsur-unsur lain yang berbahaya, destruktif, atau menghalangi pembentukan asam amino. Padahal unsur-unsur seperti ini kemungkinan besar ada dalam kondisi bumi purba. Unsur-unsur, mineral atau senyawa kimia yang ada pada kondisi purba dan berkemungkinan mengubah reaksi tidak dimasukkan dalam eksperimen. Oksigen yang men-cegah pembentukan asam amino dengan oksidasi hanya salah satu dari unsur-unsur destruktif ini. Bahkan dalam kondisi laboratorium ideal, mustahil asam amino yang terbentuk bertahan dan terhindar dari kerusakan tanpa mekanisme cold trap.

Nyatanya, evolusionis sendiri menyangkal teori evolusi, karena yang dibuktikan oleh eksperimen ini adalah: asam amino hanya dapat dihasilkan dalam lingkungan laboratorium terkendali di mana semua kondisi dirancang khusus oleh intervensi yang disengaja. Berarti, kekuatan yang dapat menghasilkan kehidupan sudah pasti bukan peristiwa kebetulan, tetapi penciptaan yang disengaja.

Evolusionis tidak menerima bukti ini karena ketaatan buta mereka ke-pada praduga yang benar-benar tidak ilmiah. Yang menarik, Harold Urey, yang melakukan eksperimen ini bersama mahasiswanya Stanley Miller, membuat pengakuan sebagai berikut:

Kami semua yang mempelajari asal usul kehidupan mendapati bahwa semakin kami mengamati, semakin kami merasa bahwa kehidupan terlalu kompleks untuk berevolusi dari mana pun. Kami semua percaya, sebagai suatu ketaatan, bahwa kehidupan berevolusi dari benda mati di bumi ini. Hanya saja kompleksitasnya begitu besar, sehingga sulit bagi kami membayangkan evolusi kehidupan.

Atmosfir Bumi Purba dan Protein

Dengan mengabaikan semua ketidakkonsistenan di atas, evolusionis masih merujuk pada eksperimen Miller untuk menghindari pertanyaan bagaimana asam amino terbentuk dengan sendirinya dalam atmosfir bumi purba. Hingga kini, mereka terus menipu orang dengan berpura-pura bahwa masalahnya telah terpecahkan dengan eksperimen keliru ini.

Namun, untuk menjelaskan tahap kedua asal usul kehidupan, evolusionis menemukan masalah yang jauh lebih besar dari pembentukan asam-asam amino, yaitu "protein". Protein merupakan bahan pembangun kehidupan yang tersusun dari ratusan asam amino berbeda yang bergabung dalam tatanan tertentu.

Pernyataan bahwa protein terbentuk secara spontan dalam kondisi alamiah lebih tidak realistis dan tidak beralasan dibandingkan dengan pernyataan bahwa asam amino terbentuk secara kebetulan. Pada bahasan sebelumnya, dengan perhitungan probabilitas, telah dibuktikan kemustahilan asam amino bergabung secara acak dalam urutan tertentu untuk membentuk sebuah protein. Sekarang kita akan melihat kemustahilan protein dihasilkan secara kimiawi dalam kondisi bumi purba.

Sintesis Protein Tidak Mungkin Terjadi di dalam Air

Asam amino berikatan melalui "ikatan peptida" untuk membentuk protein. Dalam pembentukan ikatan ini satu molekul air dilepaskan.

Fakta ini menyanggah penjelasan evolusionis bahwa kehidupan purba berawal di air. Menurut "Prinsip Le Châtelier" dalam kimia, suatu reaksi yang melepaskan air (reaksi kondensasi) tidak mungkin terjadi dalam lingkungan berair (hidrat). Reaksi seperti ini dalam lingkungan berair di-katakan "memiliki probabilitas paling kecil untuk terjadi dibandingkan reaksi-reaksi kimia lain.

Oleh karena itu, lautan yang dinyatakan sebagai tempat kehidupan berawal dan asam-asam amino dihasilkan, bukan lingkungan yang tepat bagi asam amino untuk membentuk protein. Di lain pihak, akan menjadi irasional bila evolusionis mengubah pikiran dan menyatakan bahwa kehidupan berawal di darat, karena satu-satunya lingkungan agar asam amino terlindung dari ultraviolet adalah lautan. Di darat, asam amino akan hancur oleh sinar ultraviolet. Prinsip Le Châtelier membantah pernyataan bahwa kehidupan terbentuk di lautan. Satu lagi dilema bagi teori evolusi.

Usaha Nekat Lainnya: Eksperimen Fox

Tertantang oleh dilema di atas, evolusionis mulai membuat skenario yang tidak realistis mengenai "masalah air" yang mutlak meruntuhkan teori mereka. Sydney Fox adalah salah satu ilmuwan terkemuka yang membuat skenario untuk menjawab masalah ini. Menurutnya, asam amino pertama mestilah terbawa ke karang dekat gunung berapi segera setelah terbentuk di dalam laut purba. Air dalam campuran ini pasti telah menguap karena suhu lingkungan mulut kawah meningkat melebihi suhu didih. Selanjutnya, asam-asam amino "kering" ini dapat membentuk protein.


Dalam eksperimennya, Fox menghasilkan sebuah substansi yang disebut "proteinoid". Proteinoid merupakan kombinasi asam-asam amino yang tersusun secara acak. Tidak seperti protein pada makhluk hidup, proteinoid merupakan bentuk kimiawi yang tidak berguna dan tidak fungsional. Ini adalah gambaran mikroskop dari partikel-proteinoid.

Akan tetapi, penjelasan "rumit" ini tidak disetujui banyak orang karena asam amino tidak dapat bertahan pada suhu setinggi itu. Penelitian telah memastikan bahwa asam amino akan segera hancur pada suhu tinggi.

Fox tidak menyerah begitu saja. Ia menggabungkan asam amino murni di laboratorium "dalam kondisi sangat khusus" dengan cara memanaskannya dalam lingkungan kering. Asam amino memang bergabung, tetapi tidak menghasilkan protein. Yang diperolehnya adalah rantai-rantai asam amino sederhana dan tidak teratur yang tersusun secara acak, dan rantai-rantai ini sama sekali tidak menyerupai protein hidup. Bahkan jika Fox menyimpan asam amino ini pada suhu yang stabil, rantai-rantai tidak berguna ini akan terurai.

Eksperimen ini juga tidak absah karena asam amino yang digunakan Fox bukan asam amino produk eksperimen Miller, tetapi asam amino murni dari organisme hidup. Padahal eksperimen ini dimaksudkan sebagai lanjutan dari eksperimen Miller, maka seharusnya menggunakan hasil yang telah didapatkan Miller. Namun, baik Fox maupun peneliti lain tidak menggunakannya.

Eksperimen Fox tidak ditanggapi positif bahkan oleh kalangan evolusionis sendiri, sebab jelas rantai asam amino atau proteinoid yang didapatkannya tidak mungkin terbentuk dalam kondisi alamiah. Selain itu, protein sebagai unit dasar kehidupan, tetap tidak dapat diproduksi. Masalah asal mula protein ini tetap tak terjawab. Sebuah artikel dalam majalah ilmu pengetahuan populer tahun 1970-an, Chemical Engineering News, mengomentari eksperimen Fox sebagai berikut:

Sydney Fox dan peneliti lain berhasil menggabungkan asam amino dalam bentuk "proteinoid" dengan menggunakan teknik pemanasan khusus dalam kondisi yang tidak ada sama sekali pada zaman bumi purba. Hasilnya pun tidak sama dengan protein biasa pada makhluk hidup. Proteinoid hanyalah rangkaian tak beraturan yang tidak berguna. Terungkap bahwa walaupun molekul-molekul seperti ini dapat terbentuk pada masa-masa awal, mereka sudah pasti akan hancur.20

Benda Tak Bernyawa Tidak Bisa Menghasilkan Kehidupan

Sejumlah percobaan evolusionis seperti Eksperimen Miller dan Eksperimen Fox telah direncanakan untuk membuktikan pernyataan bahwa benda tak bernyawa dapat mengatur dirinya sendiri dan menghasilkan makhluk hidup yang kompleks. Ini merupakan pernyataan yang benar-benar tidak ilmiah: setiap pengamatan dan eksperimen, sudah tidak dapat dibantah lagi, membuktikan bahwa materi tidak memiliki kemampuan seperti itu. Astronom dan ahli matematika Inggris terkenal Sir Fred Hoyle menyatakan bahwa materi tidak dapat menghasilkan kehidupan dengan sendirinya, tanpa adanya campur tangan yang disengaja:

Bila memang ada sebuah prinsip dasar materi sedemikian yang dapat menggerakkan sistem-sistem organik menuju kehidupan, tentu saja keberadaannya dengan mudah dapat ditunjukkan di laboratorium. Contohnya, seseorang dapat mengumpamakan kolam pemandian sebagai sup purba. Ke dalam kolam ini dimasukkan senyawa-senyawa kimia non-biologis sesukanya. Gas apa pun yang diinginkan dapat diembuskan di atasnya, atau ke dalamnya. Kolam ini pun disinari dengan bentuk radiasi apa pun yang diinginkan. Biarkan eksperimen in berjalan selama setahun, lalu lihatlah berapa banyak dari 2000 enzim (protein yang dihasilkan oleh sel hidup) yang muncul di dalam kolam. Untuk menghemat waktu dan uang serta agar tidak mengalami kesulitan bila benar-benar mengerjakan hal tersebut, saya akan menjawabnya. Anda tidak akan menemukan apa-apa, selain mungkin tumpukan lumpur yang terdiri dari asam amino dan senyawa organik sederhana lainnya.

Seorang ahli biologi evolusionis Andrew Scott mengakui fakta yang sama:

Ambillah sekumpulan materi, panaskanlah sambil diaduk dan tunggulah. Ini adalah versi modern Genesis (Asal Usul Terbentuknya Kehidupan). Gaya-gaya fundamental seperti gravitasi, elektromagnetisme dan daya nuklir baik yang kuat maupun yang lemah, dianggap telah melakukan sisanya….

Seberapa besarkah dongeng apik ini benar-benar terjadi, dan seberapa besarkah tetap merupakan spekulasi? Sejujurnya, hampir seluruh mekanisme tiap tahapan besar, mulai dari bahan kimia awal (precursor) hingga sel pertama, adalah hal kontroversi atau kekaguman sepenuhnya.

1) Fred Hoyle, The Intelligent Universe, New York, Holt, Rinheard & Winston, 1983, hlm..256
2) Andrew Scott, “Update on Genesis”, News Scientist, Vol. 106, 2 Mei 1985, hlm.30

Proteinoid yang didapatkan Fox memang sama sekali berbeda dari protein sesungguhnya, dalam struktur maupun fungsi. Perbedaan antara protein dan "proteinoid" sama besarnya dengan perbedaan antara alat berteknologi tinggi dan setumpuk bahan mentah yang belum diproses.

Lagi pula, rantai asam amino tak beraturan ini tidak memiliki kesempatan untuk bertahan dalam atmosfir purba. Efek fisika serta kimia yang desktruktif dan berbahaya karena sinar ultraviolet yang kuat dan kondisi alam yang tidak stabil akan menguraikan proteinoid. Karena prinsip Le Châtelier, tidak mungkin asam amino bergabung membentuk protein di dalam air, tempat yang tidak terjangkau sinar ultraviolet. Dengan pertimbangan ini, akhirnya banyak ilmuwan menarik dukungan mereka terhadap gagasan tentang proteinoid sebagai dasar kehidupan.

Molekul Menakjubkan: DNA


Semua informasi tentang makhluk hidup tersimpan dalam molekul DNA. Metode penyimpanan informasi yang sangat efisien ini merupakan bukti nyata bahwa kehidupan tidak muncul secara kebetulan, tetapi telah didesain secara sengaja, atau lebih tepat lagi, diciptakan dengan luar biasa.

Pengujian kita pada tingkat molekuler sejauh ini telah menunjukkan bahwa pembentukan asam-asam amino masih menjadi masalah bagi evolusionis. Pembentukan protein pun merupakan misteri tersendiri. Tetapi masalah pada teori evolusi ini tidak terbatas pada asam amino dan protein saja, keduanya hanya permulaan. Lebih jauh lagi, struktur sel yang sem-purna membawa evolusionis kepada kebuntuan, karena sel bukan hanya setumpuk protein yang terbentuk dari asam amino. Sel merupakan mekanisme hidup dengan ratusan sistem yang telah berkembang. Sel ini begitu rumit, sehingga manusia tidak dapat mengungkap misterinya. Jangankan pembentukan sistem yang kompleks, pembentukan unit terkecil dari sel pun tidak dapat diterangkan oleh evolusionis

Sementara teori evolusi tidak dapat memberikan penjelasan logis atas keberadaan molekul-molekul dasar struktur sel, perkembangan di bidang genetika dan penemuan asam nukleat (DNA dan RNA) telah menghasilkan masalah baru bagi teori evolusi. Pada tahun 1955, penelitian James Watson dan Francis Crick terhadap DNA membawa era baru dalam biologi. Banyak ilmuwan mengalihkan perhatian mereka pada ilmu genetika. Sekarang, setelah penelitian bertahun-tahun, struktur DNA terungkap hingga taraf yang sangat jauh.

Molekul yang disebut DNA, yang ditemukan dalam nukleus pada setiap sel dari 100 trilyun sel di dalam tubuh kita, mengandung rancang bangun lengkap untuk tubuh manusia. Informasi mengenai seluruh ciri-ciri seseorang, dari penampilan fisik hingga struktur organ dalam, tercatat dalam DNA dengan sistem pengkodean khusus. Informasi dalam DNA dikode dalam urutan empat basa khusus yang membangun molekul ini. Basa ini dinamakan A, T G, C sesuai dengan huruf awal nama mereka. Seluruh perbedaan struktural antara manusia tergantung pada variasi urutan huruf-huruf ini: semacam bank data yang terdiri dari empat huruf.

Urutan huruf dalam DNA menentukan struktur tubuh manusia hingga bagian terkecil. Selain ciri seperti tinggi, mata, rambut dan warna kulit, DNA dalam sebuah sel mengandung informasi desain dari 206 tulang, 600 otot, jaringan 10.000 otot pendengaran, jaringan 2 juta saraf penglihatan, 100 milyar sel saraf, 130 milyar meter pembuluh darah dan 100 trilyun sel di dalam tubuh. Jika kita menuliskan informasi yang dikode dalam DNA, sama artinya dengan menyusun sebuah perpustakaan raksasa yang terdiri dari 900 volume ensiklopedia yang masing-masing setebal 500 halaman. Informasi yang sangat banyak ini dikode dalam komponen DNA yang disebut "gen".

Dapatkah DNA Muncul Secara Kebetulan?

Sampai di sini ada detail penting yang harus diperhatikan. Kesalahan pada urutan nukleotida yang menyusun se-buah gen akan membuat gen tersebut sama sekali tidak ber-fungsi. Dengan mempertimbangkan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 200 ribu gen, akan semakin jelas betapa mustahilnya jutaan nukleotida yang membentuk gen-gen ini tersusun secara kebetulan dalam urutan yang tepat. Seorang ahli biologi evolusionis, Frank Salisbury, berkomentar tentang kemustahilan ini:

Sebuah protein berukuran sedang dapat terdiri dari sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1.000 nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida dalam sebuah rantai DNA, satu rantai dengan 1.000 nukleotida dapat tersusun dalam 41000 bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita dapat melihat bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600 kali menghasilkan angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar kemampuan pemahaman kita.


Watson & Crick dengan sebuah model batang dari molekul DNA.

Angka 41000 ekivalen dengan 10600. Angka ini didapatkan dengan menambahkan 600 angka nol sesudah angka 1. Angka 10 yang diikuti 11 angka nol berarti satu triliun. Tetapi sebuah angka dengan 600 angka nol sesudahnya, sulit kita bayangkan. Kemustahilan pembentukan RNA dan DNA oleh akumulasi nukleotida secara kebetulan diungkapkan seorang ilmuwan Prancis, Paul Auger, sebagai berikut :

Kita harus memisahkan dengan jelas dua tahap dalam pembentukan secara untung-untungan molekul kompleks seperti nukleotida melalui peristiwa kimiawi. Produksi nukleotida satu persatu - yang mungkin saja terjadi - dan penggabungan nukleotida-nukleotida ini dalam urutan sangat unik. Yang kedua sama sekali tidak mungkin.

Bahkan Francis Crick, yang bertahun-tahun mempercayai teori evolusi molekuler, setelah menemukan DNA mengakui bahwa molekul sekompleks ini tidak mungkin terbentuk secara kebetulan, sebagai hasil dari proses evolusi:

Seorang jujur yang dibekali ilmu pengetahuan masa kini, hanya dapat menyatakan bahwa asal usul kehidupan hampir seperti suatu keajaiban.

Seorang evolusionis Turki, Prof. Ali Demirsoy, terpaksa membuat pengakuan mengenai hal ini sebagai berikut :

Kenyataannya, probabilitas pembentukan protein dan asam nukleat (DNA-RNA) adalah probabilitas yang jauh melampaui perkiraan. Lebih jauh, peluang rantai protein tertentu muncul menjadi luar biasa kecil.

Sebuah dilema menarik muncul pada tahap ini: sementara DNA hanya dapat bereplikasi dengan bantuan beberapa enzim yang merupakan protein pula, sintesis enzim ini hanya dapat berlangsung dengan informasi yang dikode dalam DNA. Karena saling membutuhkan, keduanya harus ada secara bersamaan untuk replikasi, atau salah satunya "tercipta" sebelum yang lain. Seorang ahli mikrobiologi Amerika, Jacobson, berkomentar mengenai hal ini:

Arahan untuk rencana-rencana reproduksi untuk energi dan ekstraksi materi dari lingkungannya, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk mekanisme efektor yang menerjemahkan perintah ke dalam pertumbuhan - semua harus ada sekaligus pada saat itu (ketika kehidupan dimulai). Kombinasi semua ini sepertinya tidak mungkin terjadi secara kebetulan, dan sering dianggap campur tangan ilahiah.

Kutipan di atas ditulis dua tahun sesudah struktur DNA diungkapkan James Watson dan Francis Crick. Meskipun ilmu pengetahuan telah maju cukup pesat, pertanyaan tersebut tetap belum terjawab oleh evolusionis. Dua ilmuwan Jerman, Junker dan Scherer, menjelaskan bahwa sintesis masing-masing molekul yang diperlukan untuk evolusi kimiawi, mengharuskan kondisi-kondisi tertentu, dan bahwa probabilitas bahan-bahan tersebut tersusun melalui metode yang secara teoretis sangat berbeda adalah nol:


Prof. Francis Crick: "Asal usul kehidupan muncul hampir seperti keajaiban".

Sampai saat ini, tidak ada eksperimen yang dapat menghasilkan seluruh molekul yang dibutuhkan untuk evolusi kimiawi. Karenanya, berbagai molekul ini harus dihasilkan di tem-pat-tempat berbeda pada kondisi sangat sesuai, kemudian di-bawa ke tempat lain untuk bereaksi dengan melindunginya dari elemen-elemen berbahaya seperti hidrolisis dan fotolisis.

Pendeknya, teori evolusi tidak dapat membuktikan satu tahap evolusi pun yang diduga terjadi pada tingkat molekuler. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak menyediakan jawaban untuk pertanyaan semacam ini, tetapi justru membuatnya menjadi lebih kompleks dan sulit dijawab.

Cukup menarik bahwa evolusionis mempercayai seluruh skenario yang mustahil ini seperti mempercayai fakta ilmiah. Karena mereka telah dikondisikan untuk tidak mengakui penciptaan, mereka tidak memiliki pilihan selain mempercayai kemustahilan. Seorang ahli biologi terkenal dari Australia, Michael Denton, mengungkapkan hal ini dalam bukunya Evolution: A Theory in Crisis:

Program genetis organisme tingkat tinggi hampir sama dengan ribuan juta bit informasi. Ini ekivalen dengan urutan huruf dalam seribu volume buku yang memuat beribu-ribu algoritma rumit dalam bentuk kode yang mengendalikan, menentukan dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan bermiliar-miliar sel organisme kompleks. Pernyataan orang-orang skeptis bahwa semua ini murni dihasilkan oleh sebuah proses acak, benar-benar melecehkan akal manusia. Akan tetapi, gagasan tersebut diterima Darwinis tanpa sedikit pun keraguan - paradigma ini justru diutamakan!

Usaha Lain Evolusionis yang Sia-Sia: "Dunia RNA"

Penemuan pada tahun 1970-an bahwa gas-gas di dalam atmosfir primitif tidak memungkinkan sintesis asam amino, adalah pukulan berat bagi teori evolusi molekuler. Kemudian diakui bahwa "eksperimen atmosfir primitif" oleh evolusionis seperti Miller, Fox dan Ponnamperuma, tidak absah. Untuk itu, pada tahun 1980-an evolusionis mencoba meneruskan usahanya. Hasilnya adalah sebuah skenario yang dinamai "Dunia RNA" yang menyatakan bahwa molekul pertama terbentuk bukan protein, melainkan RNA yang mengandung informasi tentang protein.

Skenario ini diusulkan tahun 1986 oleh Walter Gilbert, seorang ahli kimia dari Harvard. Menurutnya, miliaran tahun lalu sebuah molekul RNA yang dapat melakukan replikasi terbentuk secara kebetulan. Diaktifkan oleh pengaruh lingkungan, RNA ini dapat memproduksi protein. Selanjutnya, diperlukan molekul kedua untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan suatu cara terbentuklah molekul DNA.

Skenario yang sukar dibayangkan ini, yang tersusun dari rangkaian kemustahilan pada setiap tahapnya, tidak memberikan jawaban, justru memperbesar masalah dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang asal usul kehidupan yang terlalu rumit untuk dijawab:

1. Jika pembentukan secara kebetulan satu nukleotida yang membangun RNA mustahil diterangkan, bagaimana mungkin nukleotida rekaan ini membentuk RNA dengan saling bergabung dalam urutan yang benar? John Horgan, ahli biologi evolusionis, mengakui kemustahilan ini sebagai berikut :

Semakin konsep dunia RNA dikaji oleh para peneliti, semakin banyak masalah muncul. Bagimana RNA muncul pertama kali? Dalam kondisi terbaik sekali-pun, RNA dan komponennya sangat sulit disintesis di laboratorium, apalagi dalam kondisi seadanya.

2. Bahkan jika kita menganggap RNA terbentuk secara kebetulan, bagaimana mungkin RNA yang hanya terdiri dari rantai nukleotida ini "memutuskan" untuk mereplikasi diri, dan mekanisme apa yang digunakannya untuk proses itu? Dari mana RNA mendapatkan nukleotida untuk replikasinya? Bahkan, ahli mikrobiologi evolusionis, Gerald Joyce dan Leslie Orgel mengungkapkan keputusasaan mereka dalam bukunya yang berjudul "In the RNA World".

Diskusi ini..., dalam suatu artian, telah berfokus pada sebentuk mitos tentang molekul RNA yang bereplikasi diri dan muncul dari sup polinukleotida acak secara mendadak. Hal ini bukan saja tidak realistis dalam pengertian kita saat ini tentang kimia prebiotik, bahkan seharusnya menyaring kepercayaan yang terlalu mudah dari pandangan optimis tentang potensi katalitis RNA."

Pengakuan evolusionis

Perhitungan probabilitas menunjukkan dengan jelas bahwa molekul kompleks seperti protein dan asam nukleat (RNA dan DNA) tidak pernah dapat terbentuk secara kebetulan, secara independen satu terhadap yang lain. Walaupun demikian, evolusionis harus menghadapi masalah yang lebih besar bahwa semua molekul kompleks tersebut harus muncul secara bersamaan agar kehidupan dapat muncul. Teori evolusi benar- benar dipusingkan oleh syarat tersebut. Ini adalah titik di mana sebagian evolusionis terkemuka terpaksa mengaku. Sebagai contoh, seorang kerabat dekat Stanley Miller dan Francis Crick dari University of San Diego California, evolusionis terkenal Dr. Leslie Orgel menyatakan:

Protein dan asam nukleat, masing-masing memiliki struktur yang kompleks, tidak mungkin muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, seseorang mungkin harus menyatakan bahwa sesungguhnya kehidupan tidak dapat berasal dari senyawa kimiawi.1

Fakta yang sama diakui pula oleh ilmuwan yang lain:

DNA tidak dapat melakukan pekerjaannya, termasuk menghasilkan lebih banyak DNA, tanpa bantuan protein katalitis atau enzim. Singkatnya, protein tidak dapat terbentuk tanpa DNA, sebagaimana pula DNA tidak dapat terbentuk tanpa protein.2

Bagaimana Kode Genetis, termasuk mekanisme translasinya (ribosom dan molekul RNA), berawal? Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan keterpesonaan dan ketakjuban, dan bukan dengan sebuah jawaban. 3


1 Leslie E. Orgel, "The Origin of Life on Earth", Scientific American, vol. 271, October 1994, p. 78
2 John Horgan, "In the Beginning", Scientific American, vol. 264, February 1991, p. 119
3 Douglas R. Hofstadter, Gödel, Escher, Bach: An Eternal Golden Braid, New York, Vintage Books, 1980, p. 548

3. Bahkan jika kita menganggap bahwa di bumi purba, RNA dapat mereplikasi diri, seluruh asam amino siap pakai tersedia dan semua yang mustahil ini terjadi, situasi ini tidak berakhir dengan pembentukan satu molekul protein pun. Hal ini karena RNA hanya mengandung informasi mengenai struktur protein, sedangkan asam amino hanya bahan mentah. Lagipula, tidak ada mekanisme untuk memproduksi protein. Anggapan bahwa kehadiran RNA sudah cukup untuk produksi protein adalah sama mustahilnya dengan mengharapkan sebuah mobil dapat terakit sendiri hanya dengan melemparkan secarik kertas yang berisi rancangannya ke atas tumpukan onderdil mobil. Dalam kasus ini, juga tidak ada produksi karena tidak ada pabrik atau pekerja yang terlibat dalam proses.

Protein diproduksi oleh ribosom dengan bantuan berbagai enzim, dan merupakan hasil proses-proses yang sangat kompleks di dalam sel. Ribosom sendiri adalah organel sel yang kompleks dan terbuat dari protein. Jadi, situasi ini juga menimbulkan asumsi tidak masuk akal bahwa ribosom pun muncul secara kebetulan pada saat yang sama. Bahkan pemenang Hadiah Nobel, Jacques Monod, seorang pembela teori evolusi yang fanatik, menjelaskan bahwa sintesis protein tidak bisa dianggap proses remeh yang hanya bergantung pada informasi dalam asam nukleat:

Kode DNA tidak berarti jika tidak diterjemahkan. Perangkat penerjemah modern sel-sel ini terdiri dari paling sedikit 50 komponen makromolekuler yang juga dikode dalam DNA: kode-kode ini tidak dapat diterjemahkan kecuali oleh hasil penerjemahannya sendiri. Ini sesuai dengan ungkapan omne vivum ex ovo (ayam atau telur yang lebih dulu). Kapan dan bagaimana lingkaran ini berujung? Suatu hal yang sangat sulit dibayangkan.

Bagaimana sebuah rantai RNA di bumi purba dapat mengambil keputusan seperti itu? Dan bagaimana ia merealisasikan produksi protein dengan melakukan sendiri pekerjaan 50 partikel terspesialisasi? Evolusionis tidak bisa menjawab pertanyaan ini.

Dr. Leslie Orgel, seorang rekanan Stanley Miller dan Francis Crick dari Universitas San Diego California, menggunakan istilah "skenario" untuk kemungkinan "asal usul kehidupan melalui dunia RNA". Orgel menggambarkan sifat-sifat yang harus dimiliki RNA berikut kemustahilannya dalam artikelnya "The Origin of Life" yang dimuat dalam American Scientist pada bulan Oktober 1994 :

Jika kita amati, skenario ini mungkin saja terjadi jika RNA prebiotik memiliki dua sifat yang tidak dimilikinya sekarang: kemampuan untuk bereplikasi tanpa bantuan protein dan kemampuan untuk mengkatalisasi setiap tahap sintesis protein.

Jelaslah, mengasumsikan bahwa kedua kemampuan yang sangat kompleks dan penting di atas dimiliki molekul seperti RNA hanya daya imajinasi dan pandangan seorang evolusionis. Di lain pihak, fakta-fakta ilmiah konkret menunjukkan secara eksplisit bahwa tesis "Dunia RNA", yang diajukan sebagai model baru pembentukan kehidupan, juga merupakan dongeng yang tidak masuk akal.

Kehidupan, Konsep yang Lebih dari Sekadar
Tumpukan Molekul

Marilah sejenak kita lupakan seluruh kemustahilan dan menganggap bahwa molekul protein terbentuk dalam lingkungan yang paling tidak tepat, tidak beraturan, seperti kondisi bumi purba. Pembentukan satu protein saja tidak akan cukup. Protein ini harus sabar menunggu selama ribuan bahkan jutaan tahun dalam lingkungan yang tidak beraturan tanpa mengalami kerusakan, sampai protein lain terbentuk secara kebetulan di dekatnya dalam kondisi yang sama. Protein tersebut harus menunggu hingga jutaan protein yang tepat terbentuk di sekitarnya dalam kondisi lingkungan yang sama, seluruhnya "secara kebetulan". Protein-protein yang terbentuk lebih dulu harus cukup sabar menunggu tanpa dirusak sinar ultraviolet dan efek-efek mekanis yang keras sampai protein lain muncul di dekat mereka. Kemudian protein-protein ini dalam jumlah memadai, yang semuanya muncul pada tempat yang sama, akan bergabung menghasilkan kombinasi fungsional dan membentuk organel-organel sel. Tidak ada senyawa berlebih, molekul berbahaya atau rantai protein tak berguna yang mengganggu mereka. Kemudian, bahkan bila organel-organel tersebut bergabung secara harmonis dan sesuai dengan rancangan dan urutannya, mereka harus dilengkapi enzim-enzim penting dan menutup diri dengan sebuah membran. Ruangan dalam membran harus diisi dengan cairan istimewa untuk menyediakan lingkungan ideal bagi organel-organel tersebut. Sekarang, sekalipun semua kejadian "yang sangat tidak mungkin" ini secara kebetulan benar-benar terjadi, apakah tumpukan molekul ini akan hidup?

Jawabannya adalah "tidak", karena penelitian telah mengungkapkan bahwa kombinasi seluruh bahan penting bagi kehidupan saja tidak cukup untuk memulai suatu kehidupan. Bahkan bila seluruh protein pen-ting bagi kehidupan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, usaha ini tidak akan menghasilkan satu pun sel hidup. Seluruh eksperimen mengenai hal ini telah terbukti tidak berhasil. Seluruh observasi dan eksperimen menunjukkan bahwa kehidupan hanya muncul dari kehidupan. Pernyataan bahwa kehidupan berevolusi dari benda mati atau "abiogenesis" adalah kisah yang hanya ada dalam mimpi evolusionis, dan sama sekali berbeda dengan setiap hasil eksperimen dan observasi.

Dalam hal ini, kehidupan pertama di bumi ini harus berasal dari kehidupan lain. Ini merupakan refleksi asma Allah yaitu "Al Hayyun" (Pemilik Kehidupan). Kehidupan dapat dimulai, berlanjut dan berakhir hanya dengan kehendak-Nya. Sedangkan evolusi, selain tidak mampu menjelaskan bagaimana kehidupan dimulai, juga bagaimana bahan-bahan penting bagi kehidupan dapat terbentuk dan bersatu.

Chandra Wickramasinghe menggambarkan realitas yang dihadapinya sebagai ilmuwan yang seumur hidup diajari bahwa kehidupan muncul dari peristiwa-peristiwa kebetulan:

Sejak masa pendidikan untuk menjadi seorang ilmuwan, otak saya benar-benar dicuci agar percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak sesuai dengan pen-ciptaan yang 'disengaja'. Pemikiran tentang penciptaan ini harus disingkirkan dengan cara yang menyakitkan. Pada saat ini, saya tidak dapat menemukan argumentasi rasional untuk mengalahkan ajakan mempercayai Tuhan. Kami biasanya memiliki pikiran terbuka; dan sekarang, kami sadar bahwa satu-satunya jawaban logis atas kehidupan ini adalah penciptaan-bukan proses acak dan kebetulan.

Read more

cari aja...

Mengenai Saya

Foto saya
BanaNa City, AsTenG, Indonesia
orangnya gokil abizzz, ga suka marah..., hidup heppy aj kaleee..., ojo gae susah...!!! orep mong cuma sekali... tapi klo leh jujur, q orangx ga neko-neko... paling ngga bisa ngomong yang jelas-jelas... mudah ngga nyambung klo diajak ngobrol... yang jelas gwa CUPU bangetzzzzzzzzzzzz.......

keluargaku....

ayahku: Nuzul Choiri
Ibuku : Dian Windianingsih
anak ke:
1. Windi Annisa'
2. Iskandar Dulqarnain
3. Ibnu Mas'ud
4. Adam Syaifullah
5. Salman Faris
6. Yusuf Abdullah
7. Muhammad Idris
8. Firda Annisa'
9. Umar Muchtar
10. Sabrina Annisa' (almh.)

komentar terbaru

my mail

kandarkandar09@yahoo.co.id

ikut?? yuuuuk...


Free chat widget @ ShoutMix
Web hosting for webmasters